Kamis 17 Dec 2020 21:49 WIB

Wacana Gelar Pahlawan untuk Mbah Moen, Ini Kata Gus Baha 

Gus Baha menilai Mbah Moen layak mendapat gelar pahlawan nasional

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Gus Baha menilai KH Maimun Zubair  atau Mbah Moen layak mendapat gelar pahlawan nasional
Foto: Antara/Deni Santoso
Gus Baha menilai KH Maimun Zubair atau Mbah Moen layak mendapat gelar pahlawan nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muncul wacana mengajukan gelar pahlawan nasional untuk almarhum KH Maimun Zubair (ejaan lama KH Maimoen Zoebair).  

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran-Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Al Quran (LP3iA) Narukan, Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim angkat bicara.

Baca Juga

Gus Baha, begitu akrab disapa, mendukung gerakan untuk meminta negara menganugerahkan gelar kepahlawanan untuk Mbah Moen. Hal itu disampaikan Gus Baha di sela-sela mengisi ceramah dalam peringatan Dzikir dan Tabligh Akbar Nasional dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar virtual oleh DPP PPP pada Kamis (17/12) malam.  

"Kita mengidolakan hadratussyaikh KH Maimun Zubair dan hari ini ada gerakan mendukung beliau sebagai pahlawan Nasional," kata Gus Baha.      

Dalam kesempatan itu Gus Baha pun meminta DPP PPP turut serta mendorong pemberian gelar pahlawan kepada KH Maimun Zubair. Terlebih sepanjang hidup hingga akhir hayatnya, KH Maimun Zubair tetap berkhidmat pada PPP.   

"Saya termasuk orang yang mendukung gelar kepahlawanan itu. Di forum itu juga saya meminta sekaligus pada DPP PPP untuk ikut membantu. Meskipun saya tahu beliau tidak butuh itu. Tapi kita butuh bahwa negara ini akan berhubungan baik dan selalu baik dengan ulama, dengan tokoh-tokoh agama," kata Gus Baha.  

Almarhum KH Maimun Zubair punya banyak kontribusi terhadap bangsa Indonesia. Semasa mudanya putra dari Kiai Zubair Dahlan itu juga turut serta bergerilya dalam mengusir penjajah. 

Mbah Moen begitu akrab disapa tak hanya dikenal sebagai ulama yang mumpuni dalam berbagai disiplin ilmu. Ia juga seorang politisi yang sangat disegani. 

Mbah Moen pernah menajbat sebagai anggota MPR RI sekitar 1987-1999. Mbah Moen meninggal pada 6 Agustus 2019. Di antara karyanya yang banyak dikaji di kalangan santri adalah Al Ulama Al Mujadiddun (Para Uala Pembaharu).   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement