REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mendorong kesiapan Indonesia dalam menghadapi kemungkinan munculnya ancaman penyakit menular baru yang menyebabkan kondisi darurat kesehatan.
"Kita harus siap untuk menghadapi adanya potensi lain selain Covid-19 ke depan," kata Wiku dalam acara webinar tentang Pembelajaran Penanganan Covid-19 Bidang Kesehatan diikuti di Jakarta, Kamis (17/12).
Ia mengatakan banyaknya tantangan nasional maupun global, seperti isu alih fungsi lahan, mobilitas global yang semakin sulit dibatasi, perubahan iklim dan kondisi alam sendiri menimbulkan potensi munculnya penyakit-penyakit baru yang sering kali sulit untuk diprediksi kehadirannya.
Berdasarkan prediksi majalah Major Tahun 2004, Wiku melihat saat ini telah ada lima penyakit menular baru yang muncul dalam 16 tahun terakhir, di antaranya pandemi H1N1, H7N9, MERS-CoV, Covid-19 dan G4 EA H1N1. Dan dari peta potensi kemunculan lebih dari 30 penyakit baru, Wiku mengindikasikan kemungkinan munculnya penyakit menular baru selain Covid-19.
Untuk itu, ia mendorong semua pihak agar membuat banyak persiapan untuk menghadapi kemungkinan munculnya penyakit-penyakit baru tersebut. "Jadi kita harus siap untuk menghadapi ada potensi lain selain Covid-19. Jadi sistem apapun, pembelajaran kita harus belajar dari sini untuk menghadapi semuanya yang akan muncul di masa depan," katanya.
Dengan adanya potensi ancaman yang terkadang sulit diprediksi, Wiku menilai bahwa Indonesia tampaknya akan menghadapi banyak tantangan karena risiko kemunculan penyakit menular dan tidak menularnya juga cukup tinggi.
Kemudian, belajar dari kesiapan saat menghadapi wabah Covid-19, Wiku melihat bahwa pada saat awal kemunculan wabah tersebut, Indonesia tidak memiliki alat navigasi yang terdata, terintegrasi dan valid. "Kita tidak pernah bisa tahu gerakannya sebelum menimbulkan penyakit, itulah tantangan kita," katanya.
Kemudian, sektor kesehatan di Indonesia, menurut dia, juga masih sangat kuratif sehingga tindakan preventif sangat diperlukan untuk bisa menghadapi penyakit yang menyebabkan fasilitas kesehatan sampai tidak mampu menampung korban yang begitu banyak. Selain itu, ketergantungan Indonesia terhadap produk alat kesehatan dari luar negeri cukup masih cukup tinggi.
"Jadi ini menunjukkan bahwa burden untuk Indonesia itu besar sehingga terjadi darurat kesehatan masyarakat," kata Wiku lebih lanjut.
Oleh karena itu, ia mendorong seluruh pihak untuk membuat persiapan yang lebih matang sehingga mengubah kondisi darurat kesehatan masyarakat menjadi ketahanan kesehatan masyarakat.