REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Beberapa Muslim berhasil menjadi pengusaha kelas dunia yang tajir dengan kekayaan yang dimilikinya. Namun mereka tidak melupakan kalangan miskin dan berada dalam penderitaan. Karena para pengusaha Muslim berikut ini membentuk yayasan amal dengan menyandang namanya.
Di bawah ini adalah tiga pengusaha Muslim yang meski memiliki kekayaan melimpah, tetap membumi dengan kedermawanannya.
1. Issa Bersaudara (Mohsin dan Zuber Issa, Inggris)
Mohsin dan Zuber Issa mengumpulkan kekayaan mereka dari satu stasiun pengisian bahan bakar di Bury, Greater Manchester, yang dibeli dengan harga 150 ribu Pound sterling. Mereka memiliki kekayaan bersih sebesar 3,56 miliar Pound sterling (setara Rp 68 triliun), menurut Sunday Times Rich List 2020.
Merek Euro Garages mereka, yang didirikan pada 2001, telah memantapkan dirinya sebagai salah satu operator yang paling cepat berkembang dan paling dikenal di Inggris. Dengan portofolio yang berkembang di sekitar 4.500 situs di Inggris, daratan Eropa, AS, dan Australia.
Isa bersaudara itu lahir di Blackburn. Ayah mereka datang ke Inggris dari Gujarat, India, untuk mencari pekerjaan di industri tekstil. Lancs Live melaporkan bahwa mereka pertama kali bekerja di garasi bersama sang ayah mereka setelah meninggalkan industri wol.
Mereka baru-baru ini telah mendiversifikasi kepentingan bisnis mereka. Pada Februari, mereka mendirikan Monte Hotels Ltd dan pada September 2019 membeli hotel dan spa Stanley House di Mellor.
Pada Maret 2020, Isa bersaudara melalui perusahaannya, EG Group, mengakuisisi salah satu waralaba KFC terbesar di Inggris dan Irlandia, yang bermarkas di Belfast, The Herbert Group.
Mohsin dan Zuber memiliki yayasan amal bernama Issa Foundation. Baru-baru ini, yayasan tersebut telah mengajukan rencana pembangunan masjid dengan kubah dan dua menara di Blackburn, Inggris.
Pembangunan masjid berada di lokasi bekas sekolah bayi dan sekolah pertama Westholme School yang baru saja dikosongkan. Tempat ibadah Muslim itu akan mencakup pusat komunitas untuk penggunaan semua agama dan latar belakang.
Selain mendirikan bangunan ikonik dan tempat ibadah, dan mempromosikan interaksi antara Muslim dan non-Muslim, memberikan kontribusi positif terhadap agenda kohesi komunitas Blackburn.
Fasilitas baru dan khususnya tempat ibadah, akan menyediakan bekal khusus untuk ibu dan anak. Semua fasilitas pengganti tempat ibadah dan pusat komunitas akan terbuka untuk masyarakat setempat tanpa memandang keyakinan, warna kulit atau agamanya.
Pusat komunitas akan tersedia untuk komunitas lokal serta berfungsi sebagai titik pertemuan fokus untuk pertemuan dan acara lain untuk anggota dewan lokal, otoritas kesehatan dan lainnya seperti layanan sosial dan perumahan dan lain-lain. Desain tempat ibadahnya berarsitektur Islam kontemporer, dengan jendela melengkung dan fenestrasi lengkap dengan dua menara dan kubah.