Jumat 18 Dec 2020 05:35 WIB

80 Persen Alumni Kartu Prakerja Raih Pekerjaan Baru

Airlangga sebut Kartu Prakerja jadi salah satu solusi menciptakan wirausaha baru.

Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang ke-10 di Jakarta, Sabtu (26/9/2020). Pemerintah resmi membuka pendaftaran untuk gelombang ke-10 program Kartu Prakerja yang dapat diakses di laman prakerja.go.id.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang ke-10 di Jakarta, Sabtu (26/9/2020). Pemerintah resmi membuka pendaftaran untuk gelombang ke-10 program Kartu Prakerja yang dapat diakses di laman prakerja.go.id.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Kartu Prakerja dinilai efektif dan tepat sasaran guna meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan, khususnya bagi tenaga kerja di tengah pandemi Covid-19. Keterampilan yang diberikan melalui pelatihan ini akan meningkatkan kompetensi, sehingga mereka diharapkan bisa mandiri secara ekonomi.

Program Kartu Prakerja pun sukses mengantarkan para alumni peserta pelatihan tersebut untuk bisa mandiri dan berkarya di dunia kerja. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kartu Prakerja dapat menjadi salah satu solusi menciptakan wirausaha mandiri baru. Dimana peluang tersebut terbuka bagi masyarakat dengan berbagai keahlian.

“Program Kartu Prakerja awalnya dirancang untuk fokus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Namun, dalam rangka Percepatan Penanganan Covid-19, dilakukan refocusing Program Kartu Prakerja menjadi program semi bantuan sosial,” ujar Menko Airlangga dalam rilisnya, Kamis (17/12).

Hal senada juga disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin. Rudy mengatakan, program Kartu Prakerja bertujuan untuk meningkatkan kompetensi orang-orang yang akan masuk dunia kerja.

Kini, di masa pandemi Covid-19 Kartu Prakerja menjadi penyelamat pekerja yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Program ini juga diharapkan mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Selain itu, program ini menjadi salah satu instrumen penting untuk menyalurkan bantuan sosial. Terutama, bagi sebagian besar orang-orang tidak terdata dalam DTKS Kementerian Sosial.

Rudy Salahuddin juga menyebutkan, sebanyak 81,2 persen alumni peserta Kartu Prakerja telah memiliki profesi baru. Hasil ini merujuk data survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang melibatkan 300 ribu responden pada Agustus 2020 lalu.

"Survei  BPS pada Agustus 2020 dengan 300 responden menyebutkan, 88 persen responden mengatakan, dengan Kartu Prakerja keterampilan peserta meningkat. Nah ini menggembirakan buat kita. Lalu ada 81,2 persen menggunakan uang Kartu Prakerja untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Rudy.

Tambahnya, manfaat dari Kartu Prakerja ini dianggap berhasil untuk memberikan subsidi penghasilan dan juga meningkatkan keterampilan para peserta. Selain itu, kata Rudy, rencananya program Kartu Prakerja ini akan dilanjutkan pada tahun 2021. Namun, akan ada evaluasi yang dilakukan untuk terus memperbaiki segala kekurangan yang ada, termasuk kualitas pelaksanaan dan tata kelola program.

"Bapak Presiden meminta agar model-model bantuan sosial ini akan kita lanjutkan walaupun harus terus kita evaluasi. Apabila nanti kita perlu menyudahi bantuan sosial ini, yang model Kartu Prakerja ini harus kembali lagi ke mode awal. Jadi tetap kita akan melakukan itu untuk model bantuan sosial supaya menjaga konsumsi masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi itu terjaga," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement