REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Nilai tukar dolar AS jatuh ke terendah dalam lebih dari dua tahun terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (17/12). Anggota parlemen AS berselisih tentang detail stimulus. Sementara itu, Bitcoin naik ke rekor tertinggi, di tengah melonjaknya minat dari investor-investor yang lebih besar.
Negosiasi di Kongres AS mengenai rincian akhir dari RUU bantuan Covid-19 senilai 900 miliar dolar AS dapat molor hingga akhir pekan, kebutuhkan RUU pengeluaran sementara untuk mencegah penutupan pemerintah juga membayangi, Pemimpin Mayoritas Senat Republik Mitch McConnell mengatakan pada Kamis.
"Kami sedang menghadapi refleksi global," kata Axel Merk, presiden dan kepala investasi di Merk Investments di Palo Alto, California, mencatat bahwa investor menjual dolar untuk membeli aset-aset lain.
Indeks dolar jatuh ke level terendah 89,723 terhadap sekeranjang mata uang pada Kamis, menembus di bawah 90 untuk pertama kalinya sejak April 2018. Terakhir turun 0,50 persen pada 89,795.
Ketika aksi jual dolar berlanjut, banyak investor menempatkan fokus mereka pada Bitcoin, yang melonjak 10,5 persen ke rekor tertinggi 23.777 dolar, membawa keuntungannya tahun ini melewati 220 persen. Bitcoin terakhir naik 5,0 persen pada 22.414 dolar.
Reli dalam mata uang kripto kalangan atas dunia didukung oleh permintaan dari para investor yang lebih besar yang tertarik pada potensinya untuk mendapatkan keuntungan cepat dan kualitas lindung nilai inflasi yang dirasakan.
AS pada Kamis bersiap untuk mengirimkan 5,9 juta dosis vaksin virus corona baru yang berada di titik puncak untuk memenangkan persetujuan peraturan, sesaat setelah negara itu menderita korban tewas Covid-19 harian tertinggi dengan 3.580 nyawa hilang.
Federal Reserve pada Rabu (16/12) mengatakan akan terus menyalurkan uang tunai ke pasar keuangan sampai pemulihan ekonomi AS aman. Janji bantuan jangka panjang tidak memenuhi harapan beberapa investor untuk segera bergerak.
Indeks dolar naik setelah pengumuman Fed, tapi jeda itu berumur pendek.
Di Eropa, sterling mengupas keuntungan terhadap dolar setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meragukan kemungkinan kesepakatan perdagangan Brexit. Optimisme pada Kamis pagi bahwa Uni Eropa dan Inggris akhirnya akan mencapai kesepakatan perdagangan pasca-Brexit mendorong pound, yang naik menjadi 1,3625 dolar, level tertinggi sejak Mei 2018, tetapi sejak itu mengembalikan sebagian kenaikannya. Pound terakhir naik 0,50 persen di 1,3578 dolar.
Euro terakhir naik 0,52 persen menjadi 1,2266 dolar, tertinggi sejak April 2018. Dolar merosot 0,05 persen terhadap franc Swiss di 0,8844 dolar.
Ikuti Whatsapp Channel Republika