Jumat 18 Dec 2020 09:39 WIB

IHSG Melemah di Tengah Lonjakan Kasus Baru Covid-19

IHSG melemah 0,04 persen ke level 6.111,17 pada Jumat (18/12).

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Bursa saham domestik bergerak campuran pada perdagangan pagi ini, Jumat (18/12). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah di tengah kekhawatiran lonjakan kasus infeksi Covid-19.
Foto: Prayogi/Republika
Bursa saham domestik bergerak campuran pada perdagangan pagi ini, Jumat (18/12). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah di tengah kekhawatiran lonjakan kasus infeksi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa saham domestik bergerak campuran pada perdagangan pagi ini, Jumat (18/12). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah di tengah kekhawatiran lonjakan kasus infeksi Covid-19.

IHSG melemah 0,04 persen ke level 6.111,17 setelah sebelumnya sempat menguat ke posisi 6.123,63. Pergerakan IHSG ini sejalan dengan mayoritas bursa saham Asia yang bergerak di zona merah pada pagi ini.

Baca Juga

"Kami memperkirakan IHSG akan bergerak Melemah terbatas pada hari ini. Saham-saham Asia cenderung turun di tengah kekhawatiran atas melonjaknya kasus baru penuluaran Covid-19 di Asia," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (18/12). 

Tokyo pada Kamis kemarin mencatatkan rekor jumlah kasus baru sehingga memicu pemerintah kota menaikkan tingkat kewaspadaan ke level tertinggi. Pada hari yang sama, jumlah kasus baru harian di Korea Selatan mencapai lebih dari 1.000 selama dua hari beruntun.

Sementara Malaysia melampaui Cina setelah 1.295 kasus baru di laporkan. Singapura mengkonfirmasi 24 kasus baru, tertinggi sejak 29 September, yang semuanya berasal dari luar negeri. 

Dari sisi makroekonomi, investor mencerna rilis data Jobless Claims Amerika Serikat (AS) di mana jumlah orang di AS yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) mencapai 885,000 minggu lalu, tertinggi sejak awal September dan lebih tinggi dari estimasi 818, serta naik dari 862,000 pada minggu sebelumnya. 

Jumlah orang yang mencairkan tunjangan pengangguran selama paling tidak dua minggu beruntun (Continuing Claims) turun menjadi 5,51 juta untuk minggu nyang berakhir pada 5 Desember dari 5,78 juta pada minggu sebelumnya. 

Investor menantikan hasil rapat kebijakan bank sentral Jepang (BOJ) yang diyakini memperpanjang program pendanaan khusus bagi pelaku usaha yang terdampak pandemi. Kebijakan ini meliputi peningkatan pendanaan senilai 1,1 triliun dolar AS untuk mendukung penyaluran kredit perbankan kepada perusahaan yang kesulitan keuangan. Program ini di jadwalkan berakhir pada bulan Maret 2021. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement