REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi memulai kampanye vaksinasi terbesar melawan Covid-19. Untuk mendukungnya, Menteri Kesehatan Tawfiq Al-Rabiah telah menjadi orang pertama di Arab Saudi yang menerima vaksin tersebut.
"Kami ingin memberikan dosis untuk semua," katanya setelah menerima suntikan dikutip Saudi Gazette, Jumat (18/12).
Meskipun nyatanya, vaksinasi gratis itu bersifat opsional dan tidak wajib. Dia menambahkan, setelah menerima vaksin dari pusat vaksinasi pertama, penambahan pusat vaksin akan dilakukan di semua wilayah Saudi.
Hingga kini, pusat vaksinasi itu diketahui telah memiliki sekitar 550 klinik vaksinasi. “Selama sembilan bulan terakhir, saya telah mengikuti dengan perhatian jumlah infeksi, dan hari ini saya akan mulai menindaklanjuti jumlah mereka yang menerima vaksinasi,’’ tambah dia.
Berdasarkan keterangan Komite Penyakit Menular, proses vaksinasi pada awalnya memang melibatkan para lansia. Pernyataan itu juga didukung oleh Komite Makanan dan Obat-obatan yang menekankan vaksin corona, yang telah disetujui di Arab Saudi, aman.
Kementerian juga mengumumkan Selasa kemarin agar memulai pendaftaran vaksin virus corona untuk semua warga negara dan ekspatriat di Kerajaan secara gratis. Mereka dapat mendaftar, melalui aplikasi seluler kementerian Sehhaty.
Kementerian Kesehatan telah menyatakan bahwa jumlah total individu yang telah mendaftar melalui aplikasi “Sehhaty” (My Health) untuk mengambil vaksin telah mencapai 150 ribu orang sejak peluncuran pendaftaran pada Selasa hingga Rabu sore. Dengan itu, Kementerian mendesak semua orang agar mempercepat pendaftaran untuk menjaga kesehatan dan keselamatan mereka serta melindungi diri dari infeksi virus corona.
Dalam penjelasannya, kementerian menjelaskan jika vaksinasi akan diberikan dalam tiga tahap. Pertama, mencakup warga negara dan ekspatriat yang berusia di atas 65 tahun, tenaga kesehatan dan tenaga profesional lain yang paling rentan terhadap infeksi selama mereka berjuang melawan pandemi serta orang-orang yang mengalami obesitas, lalu mereka yang memiliki defisiensi imun, termasuk mereka yang menderita dua atau lebih penyakit kronis.
Tahap kedua mencakup semua kategori warga negara dan ekspatriat yang berusia di atas 50 tahun, sedangkan kelompok sasaran pada tahap ketiga mencakup semua warga negara dan ekspatriat yang ingin menerima vaksin.