REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jaringan 5G dinilai jadi jaringan penunjang komunikasi masa depan yang menyeluruh. Sejumlah negara pun terus bersiap untuk menghadirkan infrastruktur penunjang jaringan komunikasi mutakhir tersebut.
Dilansir dari Asia Times pada Jumat (18/12), salah satu negara yang concern untuk menerapkan jaringan 5G adalah Jerman. Setelah melakukan rapat kabinet, para legislator Jerman pun sepakat untuk memberikan lampu hijau bagi Huawei untuk jadi salah satu provider yang menghadirkan jaringan 5G di Jerman.
Lampu hijau yang dituangkan lewat undang-undang itu mengharuskan Huawei untuk menghadirkan jaringan yang aman. Selain itu, jaringan tersebut nantinya juga diharuskan mempu memberikan akses jaringan yang lengkap dan terintegrasi bagi otoritas keamanan Jerman.
Secara teknis, jaringan 5G sendiri merupakan salah satu infrastruktur yang mampu menunjang kinerja artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Bagi sebuah smart city, AI memilki sejumlah manfaat yang dapat memudahkan masyarakat.
Salah satu manfaat dari AI juga berkaitan dengan penanganan pandemi yang masih terus dilakukan oleh sejumlah negara. Teknologi ini dikembangkan oleh XRVision Pte. Ltd yang jadi salah satu mitra dalam Huawei Ascend Partner Program.
Lewat kemitraan ini, perusahaan software provider ini pun berhasil menerapkan teknologi AI dan jaringan koneksi untuk menunjang sejumlah fitur terkni. CEO XRVision Pte. Ltd, Guy Ron mengatakan, perusahaan yang berbasis di Singapura ini sendiri merupakan perusahaan yang fokus dalam mengembangkan teknologi video content analytics(VCA).
"Kami telah menerapkan teknologi VCA dalam sejumlah bidang. Salah satu teknolog terkini yang kami kembangkan pun dapat berperan secara efektif dalam menekan penyebaran covid-19," kata Guy Ron.
Teknologi VCA yang ia maksud itu merupapakan sebuah rangkaian infrastruktur yang digunakan dalam smart city. Menurutnya, teknologi utama yang diterapkan merupakan teknologi yang berbasis facial recognition, person apeareance, person behavior dan crowd analytics.
Dengan berbekal kamera yang tersebar diberbagai titik, maka sistem smart city dengan VCA akan lebih mudah dalam melakukan face recognition with face mask, facial indexing, face search, link analysis dan penertiban penggunaan masker. Fitur crowd analytics pun mampu mempermudah dalam menghitung jumlah orang dalam suatu cakupan ruangan tertentu, membantu penerapan social distancing, crowd congregation serta crowd dispersal.