REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hasil dari revitalisasi Tugu Pal Putih, Kota Yogyakarta, diresmikan pada Jumat (18/12). Revitalisasi ini sudah dilakukan sejak awal September 2020 lalu dengan menghilangkan sampah visual dari kabel-kabel yang melintang di atas tugu.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, revitalisasi Tugu ini memperkuat konsep dari usulan sumbu filosofi Yogyakarta sebagai salah satu warisan budaya dunia tak benda ke United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco). Sumbu filosofi Yogyakarta sendiri merupakan sumbu lurus yang menghubungkan Tugu, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak.
"Didukung penataan jalur pedestrian di sekitarnya, lebih memperkuat Tugu sebagai landmark Kota Yogya. Kelanjutannya memang ditujukan untuk memperkuat konsep usulan Yogya (sebagai) kota filosopi ke Unesco," kata Sultan, saat meresmikan revitalisasi Tugu secara virtual di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (18/12).
Selain Tugu, tiga proyek lainnya juga diresmikan. Mulai dari revitalisasi pedestrian Jalan Sudirman, KH Ahmad Dahlan, dan revitalisasi Pasar Prawirotaman.
Sultan menyebut, untuk revitalisasi Prawirotaman diharapkan agar tidak difokuskan pada aspek fisik saja. Walaupun revitalisasinya secara fisik sudah selesai dilakukan, revitalisasi terhadap manajemen pengelolaan pasar juga harus dilakukan.
"Agar pengelola dan pedagang dapat mengikuti SOP pelayanan dan pengelolaan pasar yang bersih, sehat dan nyaman. Juga harus didukung revitalisasi ekonomi sebagai upaya peningkatan pendapatan," ujarnya.
Selain itu, transaksi di Pasar Prawirotaman ini juga diharapkan dapat dilakukan secara digital. Hal ini dapat mengurangi potensi penyebaran Covid-19 di lingkungan pasar mengingat saat ini kasus Covid-19 di DIY masih terus meningkat.
"Pasar rakyat (jika) tidak mendapatkan dukungan IT, maka juga sulit untuk bisa ambil untung dari rantai pasok perdagangan yang sedang berubah saat ini," jelasnya.
Diharapkan, revitalisasi yang dilakukan juga dapat meningkatkan pariwisata dan meningkatkan perekonomian masyarakat di masa pandemi Covid-19. Sehingga, kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan di tengah keterpurukan akibat pandemi. "Revitalisasi akan menghidupkan atau menggiatkan kembali (pariwisata dan perekonomian)," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, revitalisasi Tugu sendiri dapat menguatkan Tugu sebagai ikon dari Kota Yogyakarta. Melalui revitalisasi ini, katanya, membuat Kota Yogyakarta menjadi lebih bersih dan indah.
Pasalnya, revitalisasi di Tugu dilakukan dengan menghilangkan sampah visual dari kabel-kabel yang membentang di atas Tugu yaitu kabel fiber-optic dan kabel PLN. Kabel-kabel tersebut dihilangkan dengan sistem ducting atau penggalian di bawah tanah.
"Ini juga merupakan bagian penataan yang tersulit, karena tidak mudah menyatukan antara pemakai kabel di atas untuk bersama-sama kita membuat ducting di bawah," katanya.
Haryadi menyebut, desain untuk revitalisasi Tugu sendiri sudah dilakukan sejak tiga tahun lalu. Dengan menggunakan dana keistimewaan sebesar Rp 9,5 miliar, sampah visual sudah dibersihkan dari Tugu.
"Sekarang sudah bisa dilihat, sudah bersih. Untuk penurunan kabel kami sudah men-design sejak tiga tahun lalu, kemudian masuk di Pemda DIY sudah dua tahun lalu dan kami laporkan (kabel-kabel) saat ini sudah berhasil turun," ujarnya.
Sementara itu, revitalisasi pedestrian Jalan Sudirman juga dianggarkan dari dana keistimewaan sebesar Rp 11,2 miliar. Untuk revitalisasi pedestrian KH Ahmad Dahlan, kata Haryadi, yang diselesaikan saat ini baru di tahap satu.
Rencananya, tahap dua revitalisasi KH Ahmad Dahlan akan dilanjutkan pada 2021 mendatang. Di Tahap satu ini, revitalisasi KH Ahmad Dahlan menghabiskan dana keistimewaan sebesar Rp 7 miliar.
"KH Ahmad Dahlan tahap satu 2020 dilaksanakan pada sisi selatan dulu sepanjang 700 meter dengan anggaran Rp 7 miliar," jelas dia.
Sedangkan, revitalisasi Pasar Prawirotaman juga sudah selesai dilakukan dan sudah beroperasi sejak beberapa waktu lalu. Haryadi menuturkan, pasar tradisional yang terdiri dari empat lantai ini dikembangkan sebagai pasar tradisional millennial.
Sebab, disediakan satu lantai untuk penguatan ekonomi kreatif yaitu di lantai empat. Transaksi di pasar ini, katanya, juga dilakukan secara digital.
"Karena kami mengajak millennial, maka pasar ini harus bersih dan rapi. Selama ini millennial banyak datang ke pasar modern, diharapkan millennial bisa berbelanja di pasar ini. Dan ini pasar tradisional pertama di Kota Yogya yang dilaksanakan secara full transaksi digital," katanya.