REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diplomat senior Indonesia sekaligus pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal mengatakan Asia Tenggara menjadi kawasan relatif paling damai sepanjang tahun 2020, meskipun sebelumnya beberapa negara di kawasan ini pernah terlibat konflik.
Dalam webinar Pernyataan Akhir Tahun FPCI, Jumat (18/12), Dino berpendapat bahwa ketika sejumlah negara di beberapa wilayah dunia, seperti Timur Tengah dan Asia Timur, mengalami konflik politik, Asia Tenggara tidak mengalami hal tersebut.
"Semua negara di Asia Tenggara menjadi kawan, tidak mempunyai relasi konflik, dan merupakan suatu kemewahan untuk berada di kawasan dengan lingkungan yang damai seperti ini, secara relatif dibandingkan dengan apa yang terjadi di kawasan lain," kata Dino.
"Saya kira rakyat Indonesia juga paham dan mengapresiasi hal ini karena kawasan adalah garda terdepan kita dalam pertahanan. Ketika kawasan tenang, damai, dan kooperatif maka baik untuk kita, tetapi jika di antara negaranya saling membenci maka kita tidak akan dapat tidur nyenyak," tutur Dino.
Mengenai perselisihan di Laut China Selatan, yang melibatkan beberapa anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sebagai area sengketa, selain China yang menjadi claimant utama, Dino menilai bahwa isu ini dapat ditangani dengan baik.
"Ketika kita melihat hal ini, masalah yang muncul dapat ditahan dan dikendalikan, serta China dan negara-negara ASEAN saat ini duduk bersama untuk membicarakannya. Tekanan konflik ini sangat rendah," ujar Dino.
Dalam hal kebijakan luar negeri Indonesia sendiri, Dino merekomendasikan agar negara juga menjalankan diplomasi yang ditambah dengan prinsip keseimbangan.
"Indonesia selalu berbicara mengenai kebijakan luar negeri yang independen dan aktif, dan bersamaan dengan itu, saya rasa, kita perlu juga membahas tentang menjadi seimbang di dunia multipolar yang kompleks dan kompetitif," kata Dino.