REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Siswa merupakan elemen terpenting dalam membangun peradaban. Pembinaan yang tepat merupakan sebuah keniscayaan agar melahirkan generasi yang cerdas dan berkarakter. Terlebih, Pemerintah melalui Kemendikbud telah mengumumkan program Asesmen Kompetisi Minimum (AKM) yang berfokus pada dua kompetensi dasar, yakni literasi membaca dan literasi Matematika (numerasi).
Melihat fenomena tersebut, Klinik pendidikan MIPA (KPM) berupaya turut serta dalam meningkatkan kompetensi dibidang Matematika melalui ajang International Mathematics Assessment for Schools (IMAS) secara online pada Ahad (20/12).
Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Ridwan Hasan Saputra (RHS), mengaku bersyukur KPM kembali dipercaya melaksanakan IMAS. “Alhamdulillah, KPM kembali dipercaya untuk melaksanakan IMAS yang merupakan asesmen Matematika bertaraf internasional. Harapannya, semoga dapat memacu dan memicu anak Indonesia agar bersemangat belajar Matematika,” ungkap Peraih Anugerah Peduli Pendidikan tahun 2014 ini.
Program ini dilakukan dalam menyambut program Mas Menteri (Nadiem Makarim) yang akan menerapkan kebijakan asesmen tahun 2021. "Jadi, kita sudah melaksanakannya terlebih dahulu dan mudah-mudahan asesmen ini dapat berguna menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan sistem pembelajaran di Indonesia,” ujar RHS menambahkan.
“Teruntuk anak Indonesia, silakan ikuti asesmen bertaraf internasional ini karena biaya pendaftaran seikhlasnya. Jarang ada ada asesmen dengan biaya seikhlasnya, apalagi levelnya internasional,” pungkas RHS.
Pendaftaran IMAS dilakukan secara online melalui laman www.kpm.read1institute.org. Tercatat, hingga saat ini sudah ada 1.103 peserta yang sudah mendaftar.
Adapun soal tes IMAS terdiri dari soaloperasi bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran. Peserta yang mengikuti IMAS Round 1 akan mendapatkan sertifikat High Distinction, Distinction, Credit dan Participantbeserta hasil analisis sesuai dengan hasil pekerjaannya masing-masing.