Sabtu 19 Dec 2020 20:55 WIB

Epidemiolog: Walau Ada Vaksin, Prokes Harus Tetap Diterapkan

Pemerintah harus punya strategi komunikasi untuk meyakinkan warga mau divaksinasi.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Friska Yolandha
Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan masyarakat harus tetap melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 walaupun ada vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah. Sebab, jika tidak diterapkan kenaikan kasus Covid-19 akan terus meningkat.
Foto: Al Arabiya
Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan masyarakat harus tetap melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 walaupun ada vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah. Sebab, jika tidak diterapkan kenaikan kasus Covid-19 akan terus meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan masyarakat harus tetap melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 walaupun ada vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah. Sebab, jika tidak diterapkan kenaikan kasus Covid-19 akan terus meningkat.

"Masyarakat harus tetap melakukan pengendalian upaya 3T dan 3M termasuk jangan berkerumun. Kalau ini diabaikan makin jauh dari keberhasilan program vaksinasi Covid-19," katanya dalam diskusi yang bertajuk 'Indonesia Siap-Siap Vaksinasi' secara virtual, Sabtu (19/12).

Baca Juga

Upaya ketat mencegah penularan Covid-19 wajib diterapkan pemerintah dan masyarakat. Sebab, untuk membentuk herd immunity, setidaknya 80 persen populasi Indonesia harus mendapat vaksin Covid-19.

Pemerintah harus melakukan strategi komunikasi terhadap masyarakat sebelum pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat. Strategi komunikasi terhadap vaksinasi Covid-19 sangat penting karena langkah itu menjadi tolok ukur keberhasilan negara mengendalikan pandemi.  

"Banyak masyarakat Indonesia tidak mendapat informasi dan penjelasan secara benar terkait vaksin. Akibatnya, banyak teori konspirasi tanpa data ilmiah menjadi alasan mereka menolak vaksin. Ini tidak bisa dibiarkan harus dijelaskan dengan pemerintah," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 16 Desember 2020 menyatakan pemerintah menggratiskan vaksin untuk seluruh masyarakat Indonesia sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak mendapat vaksin. Sebanyak 1,2 juta dosis buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac, juga telah tiba di bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Ahad (6/12).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement