REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Bidang Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Achmad Mubarok meminta agar tidak ada pihak-pihak yang dengan sengaja mengintimidasi ulama. Achmad mengatakan bahwa ulama melakukan dakwah yang santun dan yang bisa menyentuh masyarakat sehingga para pemuka agama ini dapat membuat masyarakat menjadi lebih bisa tenang.
"Sebaiknya dakwah-dakwah seperti ini yang didukung oleh pemerintah. Jangan menghadapi dakwah-dakwah semacam ini dengan cara-cara intimidasi. Sepanjang ulama yang menyampaikan dan isi dakwahnya tidak membahayakan keamanan negara maka biarkan saja," ujar Prof Achmad Mubarok, Rabu (16/12).
Pria kelahiran Purwokerto, 15 Desember 1945 itu menyayangkan jika ada pihak-pihak yang berusaha membenturkan antara ulama dengan aparat. Karena menurutnya jika hal semacam ini dihadapi dengan manuver militer malah bisa membuat perlawanan semakin kuat yang bisa berujung terpecah belah.
"Jangan sampai di masyarakat muncul anggapan bahwa agama dizalimi, ulama dikriminalisasi, dan segala macam. Harus dijelaskan siapa yang pegang kendali saat ini. Presiden memberi contoh dan arahan kepada bawahannya," tutur anggota MPR RI periode 1999-2004 itu
Lebih lanjut, Achmad juga mengharapkan pemerintah dalam kebijakannya memberikan contoh yang tegas dan jelas. Jangan malah membingungkan dan menjadi perdebatan di masyarakat.
"Harusnya kita berhenti saling curiga untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa ini. Jangan seperti kemarin salah satu menteri membuat statemen mencurigai penghafal Alquran. Ini kan malah membuat para ulama bingung,” jelasnya.
Achmad menambahkan bahwa dirinya prihatin dengan kondisi saat ini karena adanya sikap saling curiga itu. Ulama yang sering menyuarakan dukungan kepada pemerintah malah dianggap antek-antek pemerintah. Bahkan menurutnya, karena hal tersebut, saat ini semua langkah pemerintah menjadi dicurigai.
"Mari kita berhenti saling mencurigai, sudah saatnya untuk kita saling merangkul antar sesama anak bangsa. Misalnya kemarin seperti kasus yang akhir-akhir ini, pemerintah sebaiknya menemuinya atau bahkan merangkulnya, jangan malah dihadap-hadapkan dengan aparat," ucap Direktur Pascasarjana Universitas Islam As Syafi’iyah (UIA) (2001-2002) itu.