Ahad 20 Dec 2020 13:32 WIB

Benarkah Hizbullah Mulai Kehilangan Dukungan Syiah Lebanon?

Hizbullah dinilai mulai kehilangan dukungan Syiah Lebanon

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Hizbullah, sayap militer yang berhasil mengusir Israel dari Lebanon pada 2006, Hizbullah dinilai mulai kehilangan dukungan Syiah Lebanon
Foto: Reuters
Hizbullah, sayap militer yang berhasil mengusir Israel dari Lebanon pada 2006, Hizbullah dinilai mulai kehilangan dukungan Syiah Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pakar Politik Arab dari Washington Institut, Hanin Ghaddar memaparkan tentang mengapa Hizbullah kini kehilangan dukungan komunitas Syiah Lebanon. 

Hanin menjelaskan organisasi Hizbullah kini sedang menghadapi situasi genting setelah kehilangan dukungan Syiah Lebanon,  organisasi itu juga kehilangan disiplin militer serta tengah berada dalam tekanan keuangan. Hanin menjelaskan saat ini setidaknya ada empat tantangan yang mengecewakan pendukung Hizbullah.

Baca Juga

Di antaranya yaitu keterlibatan Hizbullah dalam perang Suriah yang sedang berlangsung telah merusak komitmen misinya pada basis pendukungnya. Harga mahal justru harus dibayar komunitas Syiah Lebanon karena tanpa adanya kemenangan nyata. Hal itu menyebabkan orang mempertanyakan  kesetiaan Hizbullah pada milisi serta hubungannya dengan rezim Iran. 

Diketahui Hizbullah muncul di Lebanon pada 1982 melalui pelatihan dan pendanaan dari rezim Iran. Pernyataan misinya jelas yakni berpegang pada revolusi Islam dengan tujuan mendirikan negara Islam di Lebanon. 

Secara bertahap,  ideologi Syiah, komitmen, dan dukungannya terhadap operasi regional Iran di kawasan, pertama di Irak kemudian di Suriah, mengungkap tujuan sebenarnya: mendukung hegemoni Iran di kawasan tersebut. 

Anggota dan basis dukungannya sebagian besar terdiri dari pejuang dan loyalis Syiah, yang akhirnya menemukan diri mereka terikat dalam rencana regional Iran. Dengan pecahnya perang di Suriah, Hizbullah memutuskan untuk campur tangan atas nama rezim Bashar al-Assad yang kemudian mengirim ribuan pejuang melintasi perbatasan.

"Intervensi itu mahal. Hizbullah tidak hanya kehilangan banyak pejuang dan komandan, tetapi juga gagal mencapai kemenangan yang jelas yang dapat digunakan untuk tujuan propaganda, seperti 'kemenangan ilahi' melawan Israel yang diproklamasikan pada 2006. Yang disebut pencapaian utama telah membuat Presiden Assad tetap berkuasa, yang tidak banyak membantu Syiah Lebanon. Sebaliknya, banyak orang Lebanon terbunuh dalam pertempuran untuk Assad di Suriah, sementara  masyarakat di rumah merasa lebih terisolasi dari sebelumnya, karena mereka kehilangan akses dan bantuan dari para pemangku kepentingan regional, terutama Teluk, yang memiliki sejarah mendukung Lebanon pada saat dibutuhkan. Dengan aktivitas regional Hizbullah yang berkembang, Syiah merasa mereka harus membayar harganya," kata Hanin seperti dilansir Alarabiya pada Ahad (20/12).

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement