REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Basketball League (IBL) selaku operator kompetisi bola basket tertinggi di Tanah Air, IBL, mengeluarkan keputusan penting terkait pemain lokal naturalisasi. Pemain yang mendapatkan status WNI lewat proses naturalisasi akhirnya diperbolehkan bermain pada kompetisi IBL musim 2021. Keputusan ini diumumkan Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah dalam konferensi pers secara virtual pada Ahad (20/12).
Junas menjelaskan aturan pemain naturalisasi dibuat bukan untuk per musim tetapi semua musim. Namun setelah akhir musim, selalu ada evaluasi dari perkembangan dan masukan yang didapatkan IBL untuk perbaikan. Musim lalu misalnya, proses perekrutan pemain lokal naturalisasi digabung dengan draft pemain asing. Aturan itu kemudian diperbaharui dengan memperbolehkan tim-tim mengambil langsung pemain lokal naturalisasi, tidak lagi melalui draft bersama pemain asing. Perubahan ini untuk memberikan kesempatan kepada pemain WNI yang mendapatkan statusnya dari proses naturalisasi bisa bermain di kompetisi IBL.
Aturan ini, menurut Junas, sudah disosialisasikan kepada klub-klub sejak diputuskan pada akhir November. Kemudian pada 15 Desember, ada rapat dengan pemilik klub-klub peserta IBL terkait penggunaan aturan tersebut. Ternyata dalam pertemuan tersebut, muncul pemungutan suara perihal waktu penerapan perekrutan pemain lokal naturalisasi tersebut. "Hasilnya mayoritas delapan klub memilih menunda perekrutan pemain lokal naturalisasi hingga musim 2022," ujar Junas.
Keputusan ini menghalangi klub NSH Mountain Gold Timika merekrut Ebrahim Enguio Lopez, mantan pemain timnas basket Indonesia berdarah Talaud-Manila. Padahal, Biboy, sapaannya, sudah disiapkan jersey dengan nomor punggung 31 untuk berlaga di IBL.
Kontan keputusan rembuk pemilik klub ini mendapat respons negatif dari banyak pihak. Sejumlah media maupun penggemar basket ramai-ramai mengkritik hasil keputusan ini. Penggemar basket menggunakan jalur media sosial menyuarakan kritiknya dan menggalang kampanye agar Biboy dan satu pemain naturalisasi lainnya, Jamarr Andre Johnson bisa bermain di IBL.
Reaksi ini direspons IBL dengan mengkaji ulang keputusan tersebut. IBL menggunakan haknya sebagai operator kompetisi untuk menetapkan penggunaan pemain lokal naturalisasi bisa segera diimplementasikan pada musim 2021.
"IBL memperbolehkan pemain naturalisasi bermain pada musim 2021 sesuai dengan aturan yang memang tidak pernah kita cabut. IBL tadi pagi berkirim surat perihal tinjauan ulang hak penggunaan pemain lokal naturalisasi kepada klub-klub," ujar Junas.
Ia menyampaikan saat ini pemain lokal naturalisasi yang memenuhi syarat ada empat orang. Namun hanya ada dua nama yang kemudian muncul, yakni Biboy dan Jamaar. "Kedua pemain ini juga sudah keluar surat rekomendasinya dari Perbasi, sesuai syarat administrasi yang kita tetapkan untuk pemain lokal naturalisasi," Jelas Junas.
Dengan jumlah hanya dua pemain dan klub yang ada 11, IBL sebelumnya sudah memberikan masukan dua opsi perekrutan pemain naturalisasi. Pertama, yakni open market, artinya diserahkan kepada klub yang mau dan mampu merekrut pemain naturalisasi tersebut. Kedua, mempertimbangkan persaingan dan keseimbangan tim.
"Untuk keseimbangan tim kita bukan dari ranking karena tahun lalu tanpa rangking. Melainkan dilihat dari komposisi kuantitas serta kualitas (ranking) pemain. Namun ternyata tim bawah yang ditawarkan menolak pemain lokal naturalisasi tersebut. Akhirnya kami putuskan perekrutan pemain lokal naturalisasi dengan mekanisme open market atau diserahkan kepada pasar, klub mana yang berminat dan pemain tersebut memutuskan untuk bergabung dengan klub yang diinginkan," kata dia.
Sebenarnya penyerahan daftar pemain untuk kompetisi IBL 2021 paling lambat ditetapkan pada 15 Desember 2020. Dalam roster pemain yang diterima IBL sekarang, tidak ada klub peserta yang memasukkan nama Biboy dan Jamarr. Namun dengan keputusan terbaru ini, IBL memberikan kesempatan kepada klub yang mencapai kesepakatan dengan Biboy dan Jamarr untuk mendaftarkan mereka dalam roster musim 2021.