REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Palang Merah Fiji melaporkan badai topan yang melewati negara di selatan Samudra Pasifik itu mengakibatkan kerusakan parah. Saat ini banyak masyarakat Fiji yang tidak memiliki tempat tinggal sementara dan air bersih.
Pemerintah Fiji mengatakan korban meninggal dunia akibat Topan Yasa ini naik jadi empat orang. Badai ini membawa angin topan kategori terkuat dari lima kategori.
Direktur Jenderal Palang Merah Fiji Ilisapeci Rokotunidau mengatakan asesmen dari udara menunjukkan 70 persen Provinsi Bua di utara pulau mengalami kerusakkan. Sementara pulau kecil Kia benar-benar hancur.
"Seperti tanah kosong, tidak ada yang tersisa," kata Rokotunidau, Ahad (20/12).
Sementara kota terbesar Viti Levu yang dihuni sepertiga dari total populasi Fiji menjadi wilayah paling terdampak. Vanua Levu dan pulau-pulau yang lebih kecil mengalami kelangkaan air bersih dan tempat tinggal sementara.
Cuaca yang buruk dan rusaknya jaringan komunikasi menyulitkan proses asesmen dampak bencana alam ini. Tetapi, kata Rokotunidau, sukarelawan Palang Merah sudah membantu mereka yang membutuhkan bantuan.
Kondisi ini dikhawatirkan memicu penyebaran penyakit. Australia sudah mengirim pesawat Angkatan Udara mereka untuk membantu memantau daerah-daerah yang terdampak. Negeri Kanguru juga sudah menawarkan bantuan.