REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fintech syariah mengalami akselerasi karena pandemi Covid-19. Ketua Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Klaster Syariah, Lutfi Ardiansyah mengatakan permintaan masyarakat atas layanan pada produk fintech syariah semakin meningkat.
"Penyaluran pinjaman fintech syariah menurut data terbaru mencapai Rp 1,7 triliun, padahal pada bulan Oktober waktu masih di Rp 1,2 triliun," katanya pada Republika.co.id, Ahad (20/12).
Tingkat pengembalian yang ditunjukan dengan TKB 90 pun membaik jadi 99,34 persen pada kuartal III 2020 dari 98,32 persen pada kuartal sebelumnya. Outstanding penyaluran pinjaman per kuartal III 2020 sendiri sebesar Rp 552,3 miliar per kuartal III 2020.
Lutfi mengatakan edukasi dan literasi fintech syariah jadi semakin meningkat karena pandemi ini. Masyarakat jadi dipaksa untuk melakukan percepatan teknologi 4.0 karena kondisi seperti ini.
"Jadi semua serba digital dan online sekarang, hampir setiap hari ada webinar, literasi dan inklusi membaik," kata CEO Ammana ini.
Di Ammana sendiri, Lutfi mengatakan terjadi peningkatan total penyaluran menjadi Rp 253 miliar. Pada Desember 2020 ini ditutup dengan penyaluran Rp 15 miliar dari sumber dana PKBL kolaborasi dengan BUMN khusus untuk UMKM.
Sehingga secara total tutup tahun 2020 mencatat penyaluran sekitar Rp 268 miliar. Lutfi menambahkan, pada tahun 2021 memungkinkan untuk ekspansi lebih besar karena tingkat penetrasi yang menunjang dengan ekosistem yang semakin terbuka dan mendukung.
"Untuk tahun 2021 target pipeline Ammana sebesar Rp 1 triliun dengan fokus di sektor hajiumroh, telco dan ecommerce financing," katanya.
Proyeksi tersebut diharap bisa diraih dengan kolaborasi dengan ekosistem borrower, seperti ecommerce, koperasi karyawan, dan lain-lain. Selain itu, Ammana juga akan fokus perbanyak corporate lender berbanding retail lender atau crowdfund supaya pencairan lebih cepat dan kualitas pelayanan meningkat.