REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lagu-lagu berbahasa daerah diprediksi menjadi tren pada 2021. Begitu juga musisi yang membawakannya, diyakini kian populer seperti tahun 2020.
"Jika melihat kecenderungan tahun ini, tahun depan musisi dengan lagu berbahasa Jawa atau bahasa daerah bisa jadi akan lebih terapresiasi. Apalagi, jika dikombinasikan dengan musik elektronik atau genre populer lain," kata Head of Music and Content Resso Indonesia Christo Putra.
Pengamat musik Adib Hidayat pun sepakat dengan anggapan tersebut. Dia juga mendapati lagu-lagu berbahasa Jawa kian marak diperdengarkan dan dibagikan, yang menurutnya merupakan 'warisan' dari almarhum musisi Didi Kempot.
Sementara, sepanjang 2020, Adib melihat genre pop masih menjadi magnet. Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak keterbatasan, audiens menyenangi musik yang menyenangkan dan mudah didengar seperti pop.
"Orang-orang ingin mendengarkan lagu yang catchy dan fun, juga karya sederhana dan ringan yang menjadi teman sehari-hari," ungkap Adib pada konferensi pers Resso yang disimak Kamis (17/12).
Senada dengan itu, Founder Indomusikgram Christian Bong, menyebut, musik menjadi sumber kenyamanan bagi penikmatnya. Selain itu, musik juga merupakan wujud seseorang mengekspresikan diri lewat tembang-tembang favorit.
Selama berdiam diri di rumah saat pandemi, ada kecenderungan untuk mengeksplorasi musik lebih dalam. Setiap orang pun menjadi semakin kreatif dalam memanfaatkan musik yang mereka sukai dalam menciptakan berbagai konten.
"Seperti ketika orang-orang membuat konten dengan musik di Tiktok, lalu pengguna lain bisa mencari lagu tersebut melalui aplikasi musik. Kebiasaan baru ini pasti akan berlanjut di tahun mendatang," ucap Christian.