Senin 21 Dec 2020 04:38 WIB

Biden Buktikan Kabinet yang Lebih Berwarna

Organisasi lingkungan AS memuji pilihan Biden yang menunjuk orang-orang berpengalaman

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Presiden terpilih Joe Biden berbicara pada rapat umum untuk kandidat Demokrat Georgia untuk Senat AS Raphael Warnock dan Jon Ossoff, Selasa, 15 Desember 2020, di Atlanta.
Foto: AP/Patrick Semansky
Presiden terpilih Joe Biden berbicara pada rapat umum untuk kandidat Demokrat Georgia untuk Senat AS Raphael Warnock dan Jon Ossoff, Selasa, 15 Desember 2020, di Atlanta.

REPUBLIKA.CO.ID, WILMINGTON -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden membuktikan kabinetnya lebih beragam. Ia mengungkapkan tim energi dan perubahan iklimnya akan mengubah kebijakan banyak Donald Trump.

Jika disetujui Senat maka Michael Regan akan menjadi laki-laki kulit hitam pertama yang menjadi kepala Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) AS. Sementara anggota House of Representative Deb Haaland akan menjadi anggota kabinet pertama yang berasal dari masyarakat pribumi.

Baca Juga

"Momen ini sangat mendalam ketika kami mengingat mantan menteri dalam negeri pernah memproklamasikan tujuannya untuk, 'menghabisi atau membudayakan' kami," kata Haaland, Sabtu (19/12) kemarin.

Ia mengutip pernyataan Mantan Menteri Dalam Negeri AS Alexander H.H. Stuart pada tahun 1815. "Saya adalah bukti hidup kegagalan ideologi mengerikan itu," tambah Haaland.

Biden yang berasal dari Partai Demokrat sudah berjanji untuk menjadikan penanggulangan perubahan iklim sebagai salah satu prioritasnya. Namun Demokrat hanya menang tipis di House of Representatives sementara kekuasaan di Senat belum ditentukan.

Dengan demikian kemungkinan agenda-agenda Biden diloloskan dengan mudah oleh Kongres masih belum dapat dipastikan. Karena itu ia mengandalkan kekuasaannya di badan-badan eksekutif.

Biden yang pernah menjabat sebagai wakil presiden Barack Obama menunjuk kepala EPA masa Obama, Gina McCarthy, sebagai penasihat penanggulangan perubahan iklim. Ia menunjuk mantan gubernur Michigan Jennifer Granholm sebagai menteri energi.

"Hari ini sudah menjadi hari pertama calon menteri, yang mana sangat penting karena kami tidak memiliki banyak waktu untuk dibuang," kata Biden.

Organisasi lingkungan AS memuji pilihan Biden yang menunjuk orang-orang berpengalaman dan berasal dari berbagai latar belakang. Sementara industri bahan bakar fosil yang sangat berpengaruh mendesak upaya penanggulangan perubahan iklim juga harus disertai usaha menjaga lapangan pekerjaan.

Biden ingin pada 2050 nanti emisi gas rumah kaca AS sudah nol. Hal itu diperlukan upaya besar-besaran pada bidang transportasi, pembangkit listrik, dan pertanian. Pasalnya saat ini Negeri Paman Sam merupakan produsen emisi terbesar di dunia.

Biden mengambil langkah yang jauh berbeda dari Trump yang menarik AS keluar dari Perjanjian Paris. Ia melonggarkan atau mencabut regulasi perubahan iklim dengan alasan peraturan-peraturan itu merugikan ekonomi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement