Ahad 20 Dec 2020 23:10 WIB

Vs Naik Transportasi Umum, Makan di Resto Lebih Berisiko

Makan di restoran merupakan aktivitas paling berisiko paparan Covid-19.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Reiny Dwinanda
Pegawai melayani pesanan pelanggan dengan sistem take away di salah satu kafe di Jalan Sumur Bandung, Kota Bandung, Selasa (1/12). Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung mengimbau agar kafe, restoran atau sektor usaha pariwisata lainnya untuk kembali memberlakukan pelayanan take away (bawa pulang) dan jam operasional berkurang hingga pukul 19.00 dampak dari perubahan status level kewaspadaan penyebaran Covid-19 Kota Bandung dari zona oranye menjadi zona merah.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pegawai melayani pesanan pelanggan dengan sistem take away di salah satu kafe di Jalan Sumur Bandung, Kota Bandung, Selasa (1/12). Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung mengimbau agar kafe, restoran atau sektor usaha pariwisata lainnya untuk kembali memberlakukan pelayanan take away (bawa pulang) dan jam operasional berkurang hingga pukul 19.00 dampak dari perubahan status level kewaspadaan penyebaran Covid-19 Kota Bandung dari zona oranye menjadi zona merah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi memang membuat kondisi serbasulit. Sebab, keinginan untuk bersosialisasi dengan teman atau keluarga, bahkan sekedar makan di restoran harus terbendung demi mengekang penyebaran virus corona.

Para peneliti juga memperingatkan risiko makan di luar rumah, seperti halnya di restoran selama pandemi ini. Para peneliti Prancis mengatakan pada Kamis lalu, bahwa menghabiskan waktu di bar atau restoran meningkatkan risiko tertular Covid-19.

Baca Juga

Sementara itu, mengundang tamu untuk makan bersama juga memainkan peran utama dalam penularan. Penelitian terbaru menambah bukti bahwa bersosialisasi dan makan di restoran jauh lebih berbahaya daripada aktivitas lain, seperti menggunakan transportasi umum atau berbelanja.

Penelitian tersebut muncul saat Eropa dan Amerika Serikat, khususnya, tengah bergulat dengan tingkat infeksi yang melonjak dan dimulainya musim liburan yang biasanya ditandai dengan kegiatan pesta serta kumpul-kumpul keluarga.  Para peneliti dari Institut Pasteur Prancis berupaya mencari tahu faktor-faktor mana, seperti profesi, moda transportasi, dan tempat yang dikunjungi, yang membedakan peserta yang tertular virus dari orang-orang yang tidak tertular.

"Kami melihat peningkatan risiko yang terkait dengan mengunjungi bar dan restoran," kata penulis utama penelitian tersebut yang juga seorang ahli epidemiologi dan anggota dewan ilmiah yang membimbing pemerintah, Arnaud Fontanet, dilansir Times Now News, Ahad (20/12).

Penelitian yang dinamai Comcor itu belum ditinjau oleh rekan sejawat. Namun, telah menginformasikan tanggapan virus di Prancis.

Penelitian dilakukan pada Oktober dan November 2020, selama periode awal jam malam dan pembatasan yang lebih ketat yang membuat sebagian besar perusahaan ditutup sebagian atau seluruhnya. Fontanet mengatakan kepada AFP, karena bar dan restoran tidak berfungsi seperti biasa, sulit untuk mengukur peran pasti mereka dalam penularan.

Fontanet mengakui bahwa menutup bisnis-bisnis ini adalah langkah yang sensitif. Kafe-kafe dan restoran di Prancis tetap tutup bahkan setelah pembatasan nasional dilonggarkan awal pekan ini. Para peneliti Comcor itu mewawancarai 3.400 orang yang terinfeksi Covid-19 dan 1.700 lainnya yang tidak mengidap virus tersebut.

Mereka menemukan bahwa mengunjungi restoran, bar, atau gym berkaitan dengan peningkatan risiko infeksi, sedangkan menggunakan transportasi umum dan mengunjungi toko tidak. Sementara itu, otoritas kesehatan di seluruh dunia telah mengimbau agar orang-orang menghindari ruang di dalam ruangan yang padat. Hal ini karena para ilmuwan juga kian sepakat bahwa virus corona dapat menyebar di awan halus dari partikel-partikel yang dikenal sebagai aerosol yang dapat terkumpul di ruangan yang berventilasi buruk.

Sebuah survei pada September lalu oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menemukan bahwa orang dewasa dengan hasil tes virus corona positif sekitar dua kali lebih mungkin melaporkan pernah makan di restoran dalam dua pekan sebelumnya.

Pada November 2020, sebuah penelitian di jurnal Nature menemukan bahwa restoran, gym, dan kafe merupakan penyebab sebagian besar infeksi Covid-19 di Amerika Serikat. Dengan menggunakan data ponsel dari 98 juta orang, para peneliti menemukan sekitar 10 persen dari tempat-tempat yang dikunjungi menyumbang lebih dari 80 persen kasus.

Penelitian ComCor juga mencoba menunjukkan keadaan infeksi yang berbeda, dengan survei terhadap 25.600 orang yang terinfeksi menggunakan data asuransi kesehatan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa makanan memainkan peran sentral dalam kontaminasi-kontaminasi ini, karena orang-orang duduk berdekatan satu sama lain tanpa masker.

"Pertemuan pribadi, keluarga, teman, adalah sumber utama penularan. Jika orang-orang mengadakan makan malam dengan teman di rumah mereka daripada pergi ke restoran juga tidak ada bedanya," kata Fontanet.

Para peneliti tersebut lantas menekankan pentingnya mengatur pertemuan semacam itu dengan cara yang paling aman guna melindungi orang-orang yang rentan selama masa liburan ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement