REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Bank Sentral Arab Saudi meningkatkan lebih dari tiga kali lipat plafon penerbitan tagihan mingguannya menjadi 10 miliar riyal atau 2,24 miliar dolar AS atau sekitar Rp 31,8 triliun (kurs Rp 14.200 per dolar AS) untuk membantu bank mengelola likuiditas dengan lebih efisien. Sejumlah bank menghadapi kekurangan likuiditas setelah bank sentral memberikan serangkaian tindakan dukungan sebagai tanggapan terhadap pandemi.
Dilansir Bloomberg, Ahad (20/12), regulator telah memberikan suntikan likuiditas lebih dari 100 miliar riyal kepada bank-bank lokal untuk menutupi biaya penangguhan pinjaman bagi usaha kecil yang terkena pandemi. Pergerakan bank sentral telah menjadi kunci untuk menggenjot ekonomi.
Sebelumnya, otoritas sudah menahan diri untuk tidak memberikan respons fiskal yang agresif. Suku bunga pinjaman untuk simpanan yang merupakan ukuran utama likuiditas dalam sistem perbankan Saudi adalah 75,6 persen pada akhir Oktober.
Nilai tersebut turun dari 80 persen pada akhir Maret dan jauh di bawah batas normal sebesar 90 persen. Selisih antara kurs antar bank riyal Saudi dan kurs yang sama untuk dolar juga telah menyempit.