Senin 21 Dec 2020 12:33 WIB

Boleh Berutang, tapi Ini Syarat yang Harus Dipatuhi!

Gunakan utang untuk membeli aset lancar, seperti rumah.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Cermati

Banyak orang berasumsi negatif setiap kali mendengar kata utang. Bahkan mengira kalau seseorang berutang karena tidak punya uang, tidak sanggup memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal, bisa jadi seseorang berutang untuk menambah nilai aset atau kekayaannya.

Sah-sah saja berutang, tapi ada beberapa syarat yang harus dipatuhi saat berutang. Dengan demikian, utang tidak menimbulkan efek negatif bagi keuangan hari ini dan selanjutnya. 

Berikut beberapa syarat utang yang perlu Anda ketahui.

Syarat-syarat yang Harus Dipatuhi Saat Berutang

 

1. Gunakan untuk membeli aset berjalan

aset kekayaan

Gunakan utang untuk membeli aset

Mengingat menabung itu sulit, maka wajar kalau Anda merasa pesimistis mencapai target keuangan yang diinginkan. Apalagi kalau yang ditargetkan itu membeli rumah. Daripada kelamaan menunggu, hasilnya juga belum tentu pasti, maka berutang menjadi alternatif yang bisa ditempuh. 

Gunakan utang untuk membeli aset lancar, seperti rumah, kos-kosan, apartemen, atau tanah. Harga aset lancar mengalami peningkatan setiap tahunnya, jadi Anda akan memperoleh keuntungan saat menjualnya nanti. Anda juga bisa sewakan dan gunakan uang sewanya untuk mencicil utang.

2. Pastikan tidak punya utang yang lain

Mengajukan utang baru saat utang lama belum lunas sangat berisiko. Masih bagus kalau Anda punya penghasilan yang cukup dan pintar mengalokasikan gaji. Kalau tidak, utang tersebut malah bertambah dan pada akhirnya menghancurkan finansial secara perlahan.

Alangkah baiknya lunasi dulu utang-utang yang lama, jadi Anda tidak perlu menambah budget untuk membayar cicilan lain. Cara ini juga menjauhkan dari kasus gagal bayar, sehingga riwayat kredit tetap baik. 

Baca Juga: Tanyakan 5 Hal Ini Pada Dirimu Saat Ingin Membayar Utang

3. Pilih tenor pembayaran di bawah 1 tahun

tenor utang

Pilih tenor pembayaran di bawah 1 tahun

Kalau mau berutang untuk membeli alat-alat elektronik, seperti televisi, kulkas, atau handphone, pastikan tenor pembayarannya tidak lebih dari 1 tahun untuk pembayaran menggunakan kartu kredit. Sebab, bank penerbit akan mengenakan biaya administrasi dalam jumlah tertentu untuk tenor cicilan diatas 3 bulan. 

Perlu diketahui juga kalau alat-alat elektronik mengalami penyusutan yang membuat harganya senantiasa menurun seiring dengan umur pakainya. Jadi, lama-lama mencicil pun tidak ada gunanya karena ada biaya administrasi dan bunga yang harus dibayar setiap bulan.

4. Pastikan cicilan kurang dari 30% dari total gaji

Apapun jenis utangnya, baik utang KPR, KTA, atau koperasi, pastikan besar cicilannya tidak lebih dari 30% gaji. Kalau gaji yang diterima Rp 7 juta, Anda hanya diperkenankan menggunakan Rp 2,1 juta gaji untuk membayar cicilan. Sedangkan sisanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, investasi, dana darurat, dan ditabung.

Persentase 30% itu sudah paling maksimum, lebih rendah dari sini malah lebih bagus. Dengan begini, kondisi keuangan tetap dalam keadaan baik. Anda juga tidak merasa kesulitan saat memenuhi apapun yang menjadi kebutuhan hidup.

5. Hindari pembayaran minimum

minimum

Pembayaran minimum berarti Anda diperbolehkan membayar dengan jumlah terendah dari total cicilan yang harus dibayarkan, dan persentase pada umumnya adalah 10%. Kalau misalnya total cicilan Rp 3 juta per bulan, maka pembayaran minimum yanh diperbolehkan adalah Rp 300 ribu per bulan.

Sekilas tampak menggiurkan, tapi ketahuilah pembayaran minimum membuat utang-utang sulit lunas. Yang ada, cicilan yang dibayar setiap bulan semakin bertambah karena setiap cicilan yang tidak dibayar secara full akan dibebankan pada cicilan bulan berikutnya. Maka dari itu, bayarlah cicilan penuh sesuai jumlah yang mesti dibayar setiap bulan. 

6. Hindari utang untuk membeli produk investasi

Berutang untuk membeli properti atau emas masih bisa diterima karena harganya memang mahal. Tapi, kalau untuk membeli produk investasi, seperti saham, obligasi, deposito, atau reksadana, sebaiknya jangan pakai dana yang diutangi. Gunakan dana sendiri, hasil tabungan sendiri, jadi Anda tidak pusing memikirkan cicilannya. 

Setiap keuntungan yang diperoleh dari investasi bisa diputar untuk menambah nilai atau mendiversifikasi investasi. Alhasil, produk investasi menjadi lebih bervariasi. Ketika satu produk rugi, Anda masih punya produk lain yang bisa diandalkan dan memberikan keuntungan demi menutup kerugian yang ada.

Baca Juga: Selalu Terbelit Utang? Ini Dia Cara Ampuh Membebaskan Diri dari Utang!

7. Hindari berutang demi menaikkan gengsi

Gengsi itu tak akan ada habisnya, jadi jangan pernah pinjam sana sini hanya untuk dipandang “wah” oleh orang-orang di sekitar. Sekarang Anda bisa senang karena pujian yang mereka berikan, tapi kesenangan itu hanya sesaat karena Anda harus membayar cicilan dari uang yang sudah dipinjam untuk memenuhi tuntutan hidup.

Alangkah baiknya tunda keinginan untuk membeli suatu barang kalau budget tidak mencukupi. Apalagi kalau tidak penting-penting banget.

Ajukan Utang dalam Jumlah yang Pas

Sah-sah saja berutang untuk membeli aset berjalan, tapi pastikan Anda mematuhi syarat-syarat yang telah disebutkan diatas agar utang tidak membawa bencana bagi kondisi finansial. Ajukan utang dalam jumlah yang pas, jadi cicilannya bisa dibayar secara lancar setiap bulan.

Baca Juga: Perbedaan Utang Produktif Vs Utang Konsumtif, Kamu yang Mana?

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement