Senin 21 Dec 2020 12:52 WIB

Sanggah Terlibat Teroris, Ini Wawancara Lengkap Pendiri FKAM

Kotak itu semua disitu. Semua terdata

Rep: Andrian Saputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pendiri FKAM Muhammad Kalono
Foto: Dok FKAM
Pendiri FKAM Muhammad Kalono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM) menjadi salah satu lembaga yang dituding berkaitan dengan temuan kotak amal  untuk mendanai organisasi teroris Jamaah Islamiyah. Pihak kepolisian menuding ada sejumlah yayasan yang terlibat dalam pengumpulan sejumlah kotak amal, salah satunya adalah  FKAM. Republika mewawancarai pendiri FKAM, Muhammad Kalono terkait hal itu. Berikut kutipannya.

Apa tanggapan anda dengan temuan Polisi tentang adanya nama FKAM tercantum dalam beberapa kotak amal yang diduga dananya untuk mendanai organisasi teroris Jamaah Islamiah (JI)?

Iya jadi kan yang dituduhkan itu, mereka menduga itu dipotong dulu (dananya) kemudian baru disetorkan ke pusat. Di sistem Baitul Mal FKAM itu tidak memugkinkan melakukan seperti itu. Karena kotak amal itu misalnya ditaruh di toko A, itu kan nantinya dibuka dihitung dihadapan pemilik toko dapatnya berapa. Pemilik toko juga memiliki ceklisnya sekian, jadi engga mungkin menipu karena ada kontrol di situ. Petugas-petugas (FKAM) enggak mungkin lah, ini kan petugasnya khusus engga semua orang bisa mengambil. Dan itu kan kita kontrol. Kotak ini di sini, kotak itu di situ semuanya terdata. 

Bagaimana Cara FKAM Mengumpulkan Dana?

Awalnya memang dari kotak infak itu, karena waktu itu kita belajar dulu pada 2008. Kalau FKAM kan didirikan 1998 tapi pada 2008 kita baru buat Baitul Mal itu. Ini kenapa membuat Baitul Maal? Karena setelah kita menangani kemanusiaan berdakwah ini bantuan itu luar biasa banyak sekali. Nah kalau tidak di administrasi itu kan pertanggung jawaban kita bagaimana. Kita kan harus bertanggung jawab bukan hanya kepada donatur tapi kita juga kan harus bertanggung jawab pada Allah dan terhadap kontrol-kontrol itu. Makannya kita buat Baitul Mal FKAM, waktu itu masih belajar semua, harus ada badan sendiri di FKAM yang mengurusi masalah administrasi tentang itu. Kemudian pengalaman dari penanganan bencana itu kalau kita menangani bencana, umat islam itu kan sebulan pertama datang semua, tapi setelah sebulan semua capek. Dari situ kita membangun pendanaan meski sebelum bencana kita mencarikan pendanaan itu dan sekaligus untuk menyantuni anak-anak yatim, menyantuni dhuafa. Program-program kemandirian bagi masyarakat agar mereka yang semula hanya menerima mereka nantinya menjadi muzaki. 

Penggalangan dana melalui kotak amal apakah masih dilakukan FKAM sampai saat ini? 

Masih tapi sudah mulai berkurang ya persentasenya. Karena kan sekarang mulai banyak yang transaksi dengan digital dan juga donator-donatur kita jumlahnya semakin banyak. Dari 23 ribu donator itu kotak amalnya sekitar 60 persennya dari itu. Sebarannya di sekitar Jawa Tengah dan DIY. Jadi kalau kita punya program misalnya ada ktia butuh bantu Rohingya misalnya itu begitu kita publikasikan nanti banyak mereka mentransfer ke rekening yang sudah kita tentukan itu.

Bagaimana FKAM men-screening untuk mengantisipasi donasi benar-benar diberikan dari hasil halal, tidak haram atau pun dari hasil dugaan tindak pidana pencucian uang atau sejenisnya? 

Kalau itu kita tidak bisa mengetahui ya, misalnya ada transferan dari si A kita tidak mungkin menanyakan tiba-tiba transfer segitu. Kalau di toko-toko tentu kita di toko-toko yang bukan tempat maksiat, atau menjual barang-barang haram itu tidak mungkin kita memberikan kotak infak di situ. 

Bagaiamana laporan keuangan FKAM?

Kalau ke Baznas lengkap sekali kita memberikan laporan itu. Kan itu ada juga, tim verifikator,.pembimbingan-pembimbingan, laporan setiap tahun pasti ada. Di sampaing itu ada juga audit independen, dan sudah tiga tahun ini kan alhamdulilah wajar tanpa pengecualian. Jadi rutin tiap tahun dan juga ada auditor independennya.

Saat ini apa saja program yang sedang digalakan FKAM?

Program yang sekarang dilakukan kalau untuk dakwah rutin itu kan kita punya akademi Alquran untuk mencetak para dai dan imama masjid yang kita kirim ke daerah-daerah termasuk yang sekarang ada di Donggala dan beberapa daerah pedalaman. Kemudian pemberdayaan masyarakat, dengna sistem peternakan kambing, kita ajari cara beternak yang baik kita carikan instruktur untuk itu, dan kita modali kemudian mereka menjalankan itu. Kemudian ada santunan untuk anak yatim, fakir miskin itu rutin sekali. Kalau kemanusiaan itu Desember ini ya di SAR yang paling banyak kegiatannya, covid juga sejak April kita melakukan penyemprotan ke masjid-masjid ke kantor-kantor bahak ke rumah sakit. Kita memberikan bantuan makanan pokok kepada masyarakat. Kalau untuk internasional ke Palestina, Rohingya.

Jadi apakah ada kaitannya FKAM dengan kotak amal yang dananya diduga untuk mendanai organisasi terorisme?

Saya menegaskan FKAM itu yang mendirikan saya dan beberapa orang. Itu tidak ada kaitannya dengan jaringan teroris. Dan itu jelas saya menolaknya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement