REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tiga santipreneur dari daerah memenangkan Santripreneur Award 2020 yang digelar oleh Santripreneur Indonesia di Hotel Forriz Yogyakarta, Sabtu (19/12). Mereka menjadi pemenang setelah melewati beberapa seleksi yakni seleksi berkas, verifikasi virtual dan penjurian tahap akhir secata langsung.
Santripreneur Award melombakan para santripreneur dalam tiga kategori yakni Kategori Boga; Kategori Industri, Perdagangan dan Jasa; serta Kategori Kreatif.
Para pemenang Santripreneur Award 2020 adalah, pertama, Kategori Industri, Perdagangan, dan Jasa: Dihqon Nadaamist (Cleansheet); kedua, Kategori Boga: Nur Hasanah Mahnan (Adeeva Grup); dan ketiga, Kategori Kreatif: Luis Kholilurrahman Saani (Starla Education).
Tahun ini peserta yang diundang hanya sembilan orang dikarenakan mematuhi protokol kesehatan. Tahun sebelumnya, yang diundang berjumlah 15 orang.
“Tahun ini memang tidak bisa semeriah tahun-tahun sebelumnya. Ada pandemi sehingga hadirin di dalam ruangan kami batasi 35 orang. Terpaksa jumlah nominator kita batasi,” ungkap Arif Sudrajat selaku ketua pelaksana, melalui rilis yang diterima Republika.co.id.
KH Ahmad Sugeng Utomo atau yang akrab dipanggi Gus Ut selaku ketua Dewan Pembina Santripreneur Indonesia mengungkapkan bahwa tidak ada keraguan untuk menyelenggarakan Santripreneur Award 2020. “Meski ada pandemi seperti saat ini, kita masih bisa melaksanakan dengan cara yang berbeda tanpa mengurangi esensi,” ujarnya.
Gus Ut menambahkan, para peserta Santripreneur Award 2020 dapat bergabung dengan platform penjualan milik Santripreneur Indonesia di Trenkios untuk ke depannya.
Tri Saktyana, asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY menyampaikan bahwa para peserta patut berbangga sudah terpilih menjadi nominator Santripreneur Award 2020 karena dapat membuka banyak relasi terlebih di masa pandemi seperti ini.
“Pelaku UMKM sebenarnya pengusaha yang mampu menjadi penopang ekonomi saat pandemi saat ini. Banyak perusahaan besar yang mulai tumbang sedangkan pelaku UMKM masih bisa bertahan,” imbuhnya.
KH Agus Halim, bupati Bantul terpilih 2021 – 2024, menyampaikan bahwa modal utama para santri untuk membangun bisnis adalah doa, tirakat dan percaya dengan qada’ qadhar. “Santri kan unik. Kalau berbisnis ya harus ala santri. Cari untung iya tapi cari barokah juga iya,” ucap Agus Halim dalam kata sambutannya.
Selain itu ada pula sambutan secara virtual yang disampaikan oleh Rudiantara, menteri Kominfo RI 2014 – 2015 “Peran santri, ekonomi berbasis pesantren dan digital ekonomi akan menjadi siginifikan kedepannya. Perubahan cara berbisnis akan memanfaatkan teknologi digital dan mari kita manfaatkan bersama,” kata Rudiantara.
Sambutan virtual juga diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. “Semoga Santripreneur Indonesia menjadi lembaga pemberdaya ekonomi berbasis pesantren dalam upaya membangun ekonomi negeri sebagaimana slogan Dedikasi Santri Membangun Ekonomi Negeri dan selalu menginspirasi dalam setiap langkah dan kebaikannya,” ujar Teten Masduki.