Senin 21 Dec 2020 15:38 WIB

Penjelasan Garuda Soal Pembatalan Penerbangan ke Arab Saudi

Manajemen Garuda menerapkan kebijakan fleksibilitas penyesuaian rencana perjalanan.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pembatalan jadwal layanan penerbangan Garuda Indonesia ke Arab Saudi dilakukan menyusul adanya restriksi layanan penerbangan internasional ke Arab Saudi oleh otoritas penerbangan Arab Saudi yang mulai diberlakukan pada Senin (21/12).
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pembatalan jadwal layanan penerbangan Garuda Indonesia ke Arab Saudi dilakukan menyusul adanya restriksi layanan penerbangan internasional ke Arab Saudi oleh otoritas penerbangan Arab Saudi yang mulai diberlakukan pada Senin (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pembatalan jadwal layanan penerbangan Garuda Indonesia ke Arab Saudi dilakukan menyusul adanya restriksi layanan penerbangan internasional ke Arab Saudi oleh otoritas penerbangan Arab Saudi yang mulai diberlakukan pada Senin (21/12).

Irfan menyampaikan, saat ini Garuda Indonesia terus melakukan komunikasi intensif dengan otoritas terkait guna memastikan hal-hal yang perlu diantisipasi menyusul pembatasan operasional layanan penerbangan tersebut.

"Kami percaya di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, hak penumpang tentunya akan senantiasa menjadi prioritas utama yang terus kami ke depankan," ujar Irfan dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (21/12).

Untuk itu, lanjut Irfan, manajemen Garuda telah menerapkan kebijakan fleksibilitas penyesuaian rencana perjalanan. Hal itu diharapkan dapat memberikan keleluasan bagi penumpang Garuda yang akan merencanakan ulang jadwal penerbangannya ke Tanah Suci dengan sebaik mungkin.

Fleksibilitas tersebut diberlakukan dengan memastikan penumpang dapat melakukan reschedule dan perubahan rencana penerbangan tanpa adanya biaya tambahan. Irfan menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang yang terdampak atas kondisi ini. 

"Kami harapkan layanan penerbangan menuju Arab Saudi dapat kembali dibuka dalam waktu dekat sehingga penumpang yang telah merencanakan penerbangan jauh jauh hari ke Tanah Suci bisa segera kembali terbang," harap Irfan.

Irfan menambahkan, Garuda Indonesia juga tengah mempersiapkan opsi kesiapan operasional untuk mengangkut Warga Negara Indonesia (WNI) yang saat ini berada Arab Saudi. "Adapun langkah tersebut saat ini sedangkan kami koordinasikan secara intensif bersama otoritas terkait," kata Irfan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement