Senin 21 Dec 2020 15:57 WIB

Saat Kesabaran Hamba Nyaris Habis, Ini Pesan Ibnu Athaillah

Allah SWT mengetahui batas kesabaran manusia

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT mengetahui batas kesabaran manusia. Berdoa (Ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Allah SWT mengetahui batas kesabaran manusia. Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Allah SWT mengetahui apapun yang manusia lakukan, termasuk mengetahui apa saja yang ada di hati hamba-Nya. 

Demikian, Allah pun mengetahui juga ketika kesabaran manusia telah melampaui batas atau nyaris habis. Ibnu Athaillah dalam kitab Al-Hikam mengatakan: 

Baca Juga

علم منك أنك لا تصبر عنه فأشهدك ما برز منه  لما علم الحق منك وجود الملل لون لك الطاعات وعلم ما فيك من وجود الشره فحجرها عليك في بعض الأوقات ليكون همك إقامة الصلاة لا وجود الصلاة فما كل مصل مقيم

Lamma alima annaka laa tashbiru anhu asyhadaka maa baraza minhu. Lamma alima al-Haqqu minka wujudal-malali lawwana laka at-thaa’aati, wa alima maa fika min wujudi as-syarahi, fahajaraha alaika fil-ba’dhil-awqaati liyakuna hammuka iqaamata as-shalaati laa wujuda as-shalaati fama kullu mushallin muqimun.” 

Yang artinya: “Allah mengetahui saat engkau sudah tidak sabar lagi menyaksikan-Nya, sebab itulah Dia memperlihatkanmu sesuatu yang bersumber dari-Nya. Di saat Allah yang Mahabesar mengetahui kejemuan yang menghampirimu, Dia menyediakan berbagai macam jalan kekuatan untukmu. Dan di saat Allah mengetahui sifat rakus yang ada dalam dirimu, Dia membatasi ketaatan itu hanya pada waktu-waktu tertentu agar engkau bisa fokus pada kesempurnaan kala menegakkan shalat, bukan hanya melaksanakannya. Sebab tidak semua orang melaksanakan shalat dapat menyempurnakan shalatnya,”.

Dijelaskan bahwa sesungguhnya Allah tentu Mahamengetahui jika sebenarnya seorang hamba tidak bisa bersabar atas kekuasaan ataupun bantuan Allah. Namun sejatinya, penglihatan manusia kepada kuasa Allah yang tanpa hijab (penghalang/penutup) ini tidak mungkin bisa dilakukan.

Sebab itulah kemudian Allah memperlihatkan kepada manusia segala jejak, tanda, dan ciptaan-Nya agar setiap hamba dapat melihat-Nya dan kekuasaan-Nya dengan mata batin itu. Maka di saat Allah mengetahui kejemuan seorang hamba, sesungguhnya Dia menyediakan berbagai macam jalan ketaatan untuk hamba-Nya. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement