Senin 21 Dec 2020 16:16 WIB

Banyak Orang Bisa Jatuh ke Sedentary Lifestyle, Apa Itu?

Banyak orang rentan melakukan 'sedentary lifestyle' akibat pandemi Covid-19.

Banyak orang rentan melakukan 'sedentary lifestyle' akibat pandemi Covid-19 (Foto: ilustrasi Work from Home)
Foto: Wallpapaer Flare
Banyak orang rentan melakukan 'sedentary lifestyle' akibat pandemi Covid-19 (Foto: ilustrasi Work from Home)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya aktivitas yang harus dilakukan dari rumah, termasuk bekerja, dikhawatirkan bisa mendukung gaya hidup kurang gerak atau sedentary lifestyle. Menurut pakar, siapa saja bisa terkena pengaruh gaya hidup ini.

"Siapa saja bisa jatuh ke gaya hidup sedentary," kata dokter spesialis kedokteran olahraga, Sophia Hage, saat acara bincang-bincang bersama Xiaomi, Senin (21/12).

Baca Juga

Menurut Sophia, berdasarkan penelitian yang sudah ada, umumnya perilaku kurang gerak ini terjadi di usia produktif 30-39 tahun dan tingkat pendidikan tinggi, karena mereka pada umumnya bekerja di depan komputer. Pola hidup sedentary ini juga bisa terjadi pada orang-orang yang tinggal di wilayah perkotaan karena mobilitas mereka sedikit dibandingkan dengan yang tinggal di wilayah pedesaan.

Perilaku kurang gerak ini bisa diatasi dengan berbagai cara, tentu yang utama, individu harus dengan sadar mengurangi waktu-waktu inaktif, termasuk mengurangi waktu duduk di depan layar komputer maupun berbaring. Ketika bekerja di depan komputer, beri waktu istirahat setiap dua jam, bangkit dari tempat duduk dan lakukan peregangan dari kepala hingga kaki.

"Peregangan masing-masing 20 hingga 30 hitungan," kata Sophia.

Lakukan juga peregangan untuk bagian-bagian tubuh yang jarang aktif ketika duduk, seperti bahu dan pinggang. Sophia menyarankan untuk istirahat teratur meski pun WFH, misalnya, makan siang di ruang makan atau di tempat mana pun kecuali di depan layar komputer, agar tubuh tetap bergerak.

Dokter bidang olahraga pada umumnya menyarankan untuk tetap mempertahankan 7.500 hingga 10.000 langkah setiap hari agar tubuh tetap bergerak. Selama berkegiatan dari rumah, target langkah ini bisa dicapai dengan olahraga pagi sebelum mulai bekerja, membersihkan rumah hingga jeda istirahat setiap jam.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tetap berolahraga sesuai dengan rekomendasi, seperti aerobik intensitas sedang, yaitu 150 menit per pekan. Sementara bagi pengguna jam tangan pintar mereka bisa memanfaatkan fitur pengingat untuk bergerak setiap beberapa jam sekali.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement