Senin 21 Dec 2020 16:59 WIB

Suhu 37,3 Derajat tak Diizinkan Berangkat Meski Kantongi Tes

PT KAI juga melakukan pemeriksaan suhu tubuh setiap 3 jam sekali pada penumpang.

Petugas memberikan hasil Rapid Test Antigen kepada calon penumpang kereta jarak jauh di Stasiun Senen, Jakarta, Senin (21/12).
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas memberikan hasil Rapid Test Antigen kepada calon penumpang kereta jarak jauh di Stasiun Senen, Jakarta, Senin (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Jakarta memastikan calon penumpang atau pengguna layanan kereta api jarak jauh dengan suhu tubuh di atas 37,3 derajat Celsius tidak diizinkan berangkat meskipun telah mengantongi berkas tes cepat antigen atau tes usap. Namun, PT KAI Daop 1 Jakarta memastikan seluruh biaya tiket dikembalikan utuh tanpa ada biaya potongan. 

"Meskipun calon penumpang sudah memiliki hasil tes cepat antigen atau tespolymerase chain reaction (PCR), namun saat ingin berangkat suhu tubuhnya 37,3 derajat Celsius tetap tidak diperkenankan berangkat," kata Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa saat dihubungi di Jakarta, Senin (21/12).

Baca Juga

Karena itu, lanjut Eva, masyarakat harus betul-betul menjaga kondisi tubuh menjelang berpergian ke luar daerah. Tidak hanya pada saat akan berangkat, PT KAI Daop 1 juga melakukan pemeriksaan suhu tubuh secara berkala atau setiap tiga jam sekali pada penumpang selama di perjalanan.

Bila ditemukan ada penumpang dengan suhu tubuh 37,3 derajat Celsius, kata dia, maka akan diisolasi sementara di ruangan khusus yang juga berada dalam gerbong kereta. Selanjutnya, penumpang yang diisolasi tadi akan diturunkan di stasiun terdekat untuk diperiksa lebih lanjut oleh petugas kesehatan.

"Jadi PT KAI selain menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan, kami juga melakukan berbagai hal untuk menunjang protokol kesehatan itu," katanya.

Tidak hanya itu, PT KAI Daop 1 Jakarta juga membagikan pelindung wajah secara gratis bagi penumpang dan wajib dipakai selama perjalanan. "Kita juga menambah fasilitas cuci tangan misalnya di daerah peron, ruang tunggu, hall dan sebagainya," demikian Eva Chairunisa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement