REPUBLIKA.CO.ID, KATSINA – Polisi di Katsina, Nigeria, mengonfirmasi penculikan terhadap 80 siswa dari sebuah sekolah Islam di negara bagian pada Sabtu malam lalu. Semua 80 siswa dan empat korban lainnya kini telah diselamatkan oleh petugas keamanan.
Diketahui bahwa 80 siswa itu pulang dari acara Islam ketika mereka kemudian bertemu dengan para bandit, yang sebelumnya menculik empat korban.
Setelah ada panggilan darurat, petugas keamanan masuk dan menangani para bandit lalu menyelamatkan para siswa dan empat korban lainnya, seperti dilansir dari Punch, Senin (21/12).
Menurut polisi, tidak ada korban jiwa dalam kontak senjata tersebut. Juru bicara Komando Polisi Katsina, Gambo Isah, membenarkan kejadian tersebut, seraya menambahkan bahwa penyelidikan telah dimulai.
Isah menjelaskan, pada 19 Desember 2020 sekitar pukul 10 malam waktu setempat, DPO Dandume menerima panggilan marabahaya, bahwa beberapa Mahasiswa Islamiyah Hizburrahim Islamiyya, Desa Mahuta, Dandume LGA Negara Bagian Katsina, berjumlah sekitar 80, dalam perjalanan pulang Dari peristiwa Maulud yang dirayakan di Desa Unguwan Alkasim, Dandume.
Dalam perjalanan ke Desa Mahuta, mereka didatangi bandit yang sudah menculik empat orang dan mengacak-acak 12 sapi asal Desa Danbaure, Funtua LGA, berusaha kabur ke dalam hutan.
Setelah menerima laporan tersebut, DPO memimpin Operasi Puff Adder, Sharan Daji dan kelompok main hakim sendiri ke daerah tersebut dan melibatkan bandit ke dalam duel senjata yang sengit.
Selanjutnya, tim berhasil mengusir para bandit dan menyelamatkan 84 korban penculikan dan menemukan 12 sapi yang berdesir.
“Pasukan pencari masih menyisir daerah tersebut dengan tujuan untuk menangkap bandit yang terluka dan/atau menemukan mayat mereka. Investigasi sedang berlangsung," katanya.
Sementara itu, Markas Besar Pertahanan mengatakan pasukan Operasi Hadarin Daji dan polisi melakukan penyergapan terhadap para bandit, tetapi menyebutkan jumlah mahasiswi yang diculik adalah 39.
Koordinator Operasi Media Pertahanan, Mayjen John Enenche, mengatakan pasukan menerima panggilan darurat sekitar pukul 23.30 pada Sabtu dari warga desa Mahuta, yang menduga bandit itu bergerak bersama anak-anak Islamiya, sebagian besar perempuan, dan sapi berdesir.
"Menanggapi seruan darurat tersebut, pasukan segera bergerak ke tempat kejadian, melakukan penyergapan dan memblokir rute para bandit di sepanjang desa Daudawa-Kadisau, Sheme Mairuwa dan Unguwar Audu," ujarnya.
Dia menambahkan, sambil dengan sabar menunggu bandit di penyergapan dan posisi memblokir, pasukan menjalin kontak dengan bandit dan menyerang mereka.
Selama pertempuran sengit, daya tembak pasukan yang superior memaksa para bandit untuk meninggalkan anak-anak dan ternak yang berdesir, sehingga memaksa para bandit untuk melarikan diri secara kacau ke dalam hutan.
Dengan latar euforia saat ini terkait penyelamatan 344 siswa Sekolah Menengah Sains Negeri, Kankara, pada Kamis lalu, beberapa siswa mengatakan, bahwa enam hari yang mereka habiskan di tangan bandit akan menjadi kenangan lama.
Sumber: https://punchng.com/how-military-police-rescued-80-islamic-students-dhq/