REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan meningkatkan stimulus ekonomi melalui perbankan tahun depan. Salah satunya melalui subsidi hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).
Alokasi subsidi hunian melalui FLPP pada 2021 senilai Rp 19,1 triliun untuk 157.500 unit rumah. Adapun jumlah tersebut meningkat dari anggaran tahun ini senilai Rp 11 triliun.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza menyampaikan, BRI siap menyukseskan penyaluran FLPP tahun depan. BRI telah mengajukan kuota sebanyak 25 ribu unit.
Aestika melanjutkan, tahap awal telah disetujui sebanyak 6.000 yang akan disalurkan pada kuartal satu 2021. "Adapun kuota 2020 sebesar 11 ribu unit dengan nilai Rp 1,5 triliun sudah berhasil disalurkan BRI seluruhnya," kata Aestika, Senin (21/12).
Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR akan menggandeng 30 bank menyalurkan FLPP tersebut. Perjanjian Kerja sama (PKS) dengan bank pelaksana itu telah dilakukan pada 18 Desember 2020. Bank tersebut terdiri dari sembilan bank nasional dan 21 Bank Pembangunan Daerah (BPD).
PT Bank Tabungan Negara Tbk juga mengaku siap mendukung penyaluran FLPP yang dicanangkan pemerintah. Bank ini melihat kebutuhan akan hunian masih sangat besar.
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan untuk mempercepat penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) tahun depan, BTN akan rajin menggelar pameran. Melalui program FLPP tersebut, BTN yakin penyaluran kredit perseroan tahun depan akan tumbuh lebih agresif.
"Kami optimistis bisa mencapai target tumbuh hingga tujuh persen pada 2021 dengan catatan kami bisa mendapatkan alokasi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) di atas 75 persen," kata Pahala.