REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabareskrim Polri Komjen Polisi Listyo Sigit Prabowo mengeklaim pihaknya telah memeriksa puluhan saksi terkait insiden bentrokan antara polisi dengan laskar Front Pembela Islam (FPI) di Jalan Tol Cikampek-Jakarta Senin (7/12) lalu. Saksi-saksi yang diperiksa dari berbagai pihak, baik yang terlibat langsung atau tidak dalam kasus yang menewaskan enam Laskar FPI tersebut.
“Perkembangan (penyidikan) sampai hari ini kita telah meriksa 78 orang saksi dan tujuh orang ahli. Kemudian 37 saksi dari KM 50, 22 saksi lain yang ada di sekitar. Ada empat orang yang saat ini saksi korban," ujar Sigit dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (21/12).
Menurut Sigit, beberapa saksi yang tidak terlibat langsung adalah saksi ahli dan petugas yang berdinas di sekitar lokasi. Sebanyak dua ahli dari Puslabfor, tiga ahli dari forensik, satu ahli dari siber, dan satu ahli pidana. Kemudian juga ada tiga orang petugas dari RS Polri, serta 12 petugas yang ada di lokasi.
Selain itu, Sigit menjelaskan, pihaknya juga sedang menganalisis dari barang bukti berupa kamera pengawas atau CCTV pemantau di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Sayangnya, Sigit tidak menjelaskan secara detail CCTV di titik mana saja yang dimaksud. Namun, kata Sigit, Bareskrim Polri membuka ruang apabila ada masyarajat atau saksi-saksi yang secara langsung untuk memberikan masukan atau menjadi saksi.
"Sehingga kemudian, kita betul-betul mendapatkan peristiwa yang utuh, sebagai bentuk transparansi kita, profesionalitas kita dalam menangani kasus ini," tutur Sigit.
Masih kata Sigit, saat ini Bareskrim Polri mengambil alih kasus tewasnya enam Laskar FPI. Alasannya, karena lokus terjadinya insiden berada di Karawang, Jawa Barat. Diharapkan dengan ditangani oleh Bareskrim Polri penyelidikan bisa berjalan lebih objektif, profesional, dan transparan.
Kendati demikian, dalam kasus ini, polisi memiliki keyakinan bahwa pihak Laskar FPI-lah yang terlebih dulu melakukan penyerangan. Hanya saja, pihak FPI membantah klaim dari Kepolisian tersebut. Bahkan mereka meragukan hasil rekonstruksi yang dilakukan pihak kepolisian beberapa waktu lalu.