REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertambahnya ruas tol di pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan telah menuntut peningkatan layanan di jalan bebas hambatan tersebut. Pemerintah berniat membangun jalan tol sepanjang 2.500 kilometer hingga 2024. Pembangunan tol di Indonesia sudah masuk tahap modernisasi, yang salah satunya terlihat pada perubahan pembayaran tol dari tunai menjadi nontunai.
Hal itu membutuhkan perlengkapan modern guna mempercepat sistem pembayaran sehingga mampu menghindari antrean panjang saat pembayaran tol. Seperti automatic vehicle classification (AVC), loop vehicle sensor, collecting terminal machine, infra merah, palang atau lane barrier system, electronic toll collection (ETC) dan lainnya.
"Kami memproduksi sendiri peralatan itu lewat riset, menggunakan barang lokal bukan impor," kata Presiden Direktur PT Delameta Bilano, Bayu Wicaksono, dalam keterangan tertulisnya Senin (21/12).
Delameta sendiri menangani sistem pembayaran transportasi ruas tol, pelabuhan, Trans Jakarta, dan parkir berbasis riset dalam negeri. Pihaknya melibatkan banyak anak bangsa dalam kegiatan riset untuk memproduksi peralatan sistem transportasi. "sistem pembayaran tol Delameta menyediakan automatic vehicle classification (AVC), yang menentukan klasifikasi golongan kendaraan secara otomatis sebagai basis pengenaan tarif yang akurat,” kata Bayu.
Pada sistem pembayaran pelabuhan, pihaknya menyediakan sistem pembayaran akses (gate pass) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Sistem ini terdiri atas reader, AVC sensor, automatic lane barrier (ALB), customer display panel (CDB) yang menampilkan tarif, golongan, dan sisa saldo, lalu CCTV lajur.
Sejauh ini pihaknya telah meneken kontrak pengadaan sistem pembayaran di tiga pelabuhan lainnya. Yakni Panjang, Banten, dan Sunda Kelapa. Jumlah ini akan terus bertambah seiring rencana Pelindo II menerapkan sistem pembayaran terpusat di 12 pelabuhan yang dikelola. Delameta akan menjadi integrator sistem pembayaran di 12 pelabuhan itu.
Setelah menjadi yang terdepan di Indonesia, Delameta berambisi menjadi perusahan multiekosistem sistem transportasi nomor satu di Asia Tenggara pada akhir 2022 dan nomor satu di Asia Pasifik akhir 2023.