Senin 21 Dec 2020 22:33 WIB

Istana Sinyalkan Reshuffle Sebelum Tahun Baru

Semua opsi terkait reshuffle atau perombakan kabinet mungkin saja terjadi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana kepresidenan memberi sinyal bahwa perombakan kabinet akan dilakukan dalam waktu dekat, atau paling tidak sebelum pengujung tahun 2020. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyebutkan, semua opsi terkait reshuffle atau perombakan kabinet mungkin saja terjadi, sesuai dengan wewenang Presiden Joko Widodo (Jokowi). Termasuk, bila reshuffle segera diumumkan presiden. 

"Tahun baru kan masih 8 hari lagi. Semua kemungkinan, bisa saja sih," ujar Heru saat dikonfirmasi, Senin (21/12) malam. 

Baca Juga

Sinyal reshuffle juga semakin kencang lantaran beredar kabar bahwa Presiden Jokowi diagendakan memanggil sejumlah calon menteri ke istana, Selasa (22/12) besok. Mengenai hal ini, Heru tidak menampik atau membenarkan. Menurutnya, sampai malam ini belum ada jadwal resmi mengenai pertemuan Presiden Jokowi dengan tokoh yang diyakini merupakan calon menteri. "Bisa saja hal itu (pemanggilan) terjadi. Namun belum ada jadwal resminya. Lihat waktu Bapak Presiden," kata Heru. 

Langkah reshuffle memang semakin mendesak setelah dua menteri Kabinet Indonesia Maju yakni Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan Menteri Sosial Juliari P Batubara tersandung kasus korupsi. Sejumlah nama pun mengapung sebagai kandidat calon menteri, termasuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Wali Kota Solo FX Rudy. 

Jauh sebelum dua menteri Jokowi terciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jokowi sudah mengapungkan isu reshuffle sejak lama. Pada sidang kabinet paripurna Juni lalu, Jokowi terang-terangan mengancam akan mengganti menteri-menteri yang tidak bisa bekerja cepat dalam penanganan Covid-19, baik dari sisi kesehatan, ekonomi, dan sosial. 

Di luar faktor teknis mengenai kosongnya dua kursi menteri, kuatnya sinyal reshuffle sebenarnya juga muncul karena pekan ini kembali ditemui hari pasaran Jawa Rabu Pon pada 23 Desember mendatang, yang sesuai dengan weton atau hari lahir Presiden Jokowi. Pasaran Pon atau khususnya Rabu Pon memang lekat dengan kebijakan-kebijakan besar yang diambil Presiden Jokowi. 

Pada 26 Oktober 2014 lalu, Jokowi mengumumkan susunan kabinet pada Ahad Pon. Lantas pada 12 Agustus 2015, Jokowi mengumumkan reshuffle pertama kali pada Rabu Pon. Kembali pada Rabu Pon, Jokowi mengumumkan reshuffle lanjutan pada 27 Juli 2016. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement