Selasa 22 Dec 2020 05:54 WIB

Penasihat Biden Dorong Kerja Sama AS dengan China

Kerja sama di bidang antariksa antara Washington dan Beijing dapat kurangi ketegangan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Peluncuran roket Altas milik NASA. Kerja sama di bidang antariksa antara Washington dan Beijing dinilai dapat kurangi ketegangan. Ilustrasi.
Foto: NASA
Peluncuran roket Altas milik NASA. Kerja sama di bidang antariksa antara Washington dan Beijing dinilai dapat kurangi ketegangan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Penasihat Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden berpendapat penting untuk melakukan kerja sama dengan China di bidang eksplorasi luar angkasa. Meski Washington masih akan menganggap Beijing sebagai pesaing terkuat di bidang ekonomi dan militer.

Mereka menilai walaupun China kerap mencuri teknologi Amerika dan mengalihkannya untuk tujuan militer, tapi kerja sama di bidang antariksa antara Washington dan Beijing dapat mengurangi ketegangan dan perlombaan di bidang tersebut.

Baca Juga

Kerja sama yang dapat dilakukan mungkin seperti kerja sama antara AS dan Rusia selama Perang Dingin. Perdebatan mengenai hal ini mencuat setelah CHina menjadi negara ketiga yang berhasil mengambil sampel dari bulan. Itu merupakan salah satu prestasi terbaru mereka dalam program antariksa Negeri Tirai Bambu yang ambisius.

"Mencoba mengabaikan mereka saya pikir strategi yang gagal," kata mantan astronaut yang kini menjadi penasihat tim transisi Biden, Pam Melroy pada Politico, Ahad (20/12).

"Sangat penting bagi kami untuk terlibat," tambah Melroy yang menjadi kandidat kuat kepala badan antariksa AS, NASA, di pemerintahan Biden.

Sekitar dua lusin mantan astronaut, pejabat pemerintah, dan pakar astronomi yang diwawancara Politico mengatakan hal yang sama. Menurut mereka Amerika dapat kehilangan posisi sebagai garda depan perkembangan teknologi antariksa apabila menutup pintu kerja sama dengan China.

"Kekhawatiran saya bukan China akan mendatangi suatu tempat, tapi mitra kami mendatangi China," kata mantan administrator NASA dan astronot Charles Bolden.

"Kami tampaknya puas membiarkan mereka pergi dan membangun stasiun luar angkasa mereka sendiri, itu berpikirkan pendek, bukan tanda pemimpin yang baik," kata astronaut pendukung Biden dan pernah bekerja dengannya di pemerintahan Barack Obama itu.

Tim transisi Biden menolak memberikan komentar mengenai rencana Biden terhadap China dan luar angkasa. Selama kampanye, Biden hanya membahas sedikit mengenai isu luar angkasa. Ia juga tidak pernah menyinggung untuk bekerja sama dengan China dalam isu eksplorasi antariksa.

Upaya untuk meraih perdamaian dengan China melalui isu luar angkasa akan sulit diwujudkan. Terutama karena pendekatan agresif Beijing pada pencurian kekayaan intelektual, pelecehan terhadap pemimpin keagamaan dan kebudayaan, serta pengembangan senjata anti-satelit.

Anggota parlemen AS pun skeptis pada rencana kerja sama dalam bidang apa pun dengan China. Mereka berpendapat kerja sama AS-China akan merugikan Washington.

"Bersedia berbagi hal dengan mantan musuh yang melemah dan tidak dalam posisi mengeksploitasi apa yang Anda bagikan itu satu hal, saya pikir bukan itu sifat asli China. Saya pikir kami sangat curiga pada mereka yang mempelajari teknologi kami dan menggunakan untuk kepentingan mereka sendiri yang bukan kepentingan kami," kata astronot Michael López-Alegría.

Kongres akan menghalangi kerja sama AS dan China di bidang luar angkasa. Terutama karena sejarah pencurian kekayaan intelektual, penggunaan teknologi negara dan perusahaan dari negara lain untuk tujuan militer, atau pelanggaran hak asasi manusia yang Beijing lakukan.

Pada 2011 mantan anggota House of Representative Frank Wolf memasukkan larangan kerja sama dengan China dalam amandemen undang-undang NASA. Dalam amandemen tersebut Wolf juga mencantumkan larangan pada Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih menyalurkan dana dalam kerja sama dengan China.

Jika salah satu dari dua lembaga itu ingin melakukan kerja sama dengan China, maka mereka harus mendapatkan izin dari FBI. Mereka harus memastikan kerja sama itu tidak melibatkan berbagi informasi yang dapat menimbulkan ancaman. Selain itu tidak boleh ada pejabat China yang terlibat dalam kerja sama tersebut yang pernah melanggar hak asasi manusia.  

Wolf yang berasal dari Partai Republik sudah pensiun sejak 2015 lalu. Namun hingga kini kata-katanya masih terus dimasukkan dalam undang-undang anggaran tahunan termasuk anggaran NASA tahun 2020.

Amandemen tersebut menghentikan perdebatan mengenai kerja sama AS-China di bidang antariksa. Anggota Komite Peninjauan Rencana Pengiriman Manusia ke Luar Angkasa AS pada tahun 2009, Leroy Chiao, mengatakan ia mengusulkan pertukaran astronaut.

Artinya astronaut AS dapat terbang dengan pesawat antariksa China dan astronaut China yang disebut taikonaut dapat terbang dengan pesawat AS. Akan tetapi usulan tersebut berhenti setelah amandemen Wolf disahkan.  

Wolf bersikeras amandemennya yang mendapat dukungan bipartisan ketika diperkenalkan, masih relevan hingga hari ini. Ia yakin amandemen tersebut masih mendapat dukungan kuat dari dua partai di Capitol Hill.

"China telah mengambil banyak dari Amerika Serikat. China mulai mengejar, kami masih di depan mereka, tapi mereka mulai mengejar. China masih perlu belajar dari AS dibandingkan kami perlu belajar dari mereka. Jadi kerja sama apa pun artinya mereka mengambil dari kami, bukan kami mengambil dari mereka," kata Wolf pada Politico.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement