Tingkat kemanjuran vaksin buatan perusahaan China, Sinovac, yang juga dibeli Indonesia, sempat dilaporkan di atas 50 persen di Brasil. Tapi laporan itu dibantah oleh lembaga kesehatan masyarakat setempat yang menangani uji coba vaksin di sana.
Dalam artikelnya yang terbit hari ini (22/12), The Wall Street Journal melaporkan tingkat kemanjuran vaksin COVID-19 Sinovac Biotech Ltd. telah melewati ambang batas 50 persen dalam uji coba tahap akhir di Brasil.
Pada laporannya tersebut, The Wall Street Journal mengutip sumber informasi yang disebut sebagai "orang yang terlibat dalam pengembangan vaksin itu."
Orang-orang yang terlibat dalam uji coba Brasil, yang disebutkan telah menyelesaikan Tahap 3 minggu lalu, mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa hasilnya menunjukkan tingkat efektivitas CoronaVac di atas 50 persen, melebihi ambang batas untuk vaksin dianggap layak oleh para ilmuwan internasional.
Namun mereka yang terlibat dalam pengembangan vaksin ini menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut.
Dibantah Lembaga Kesehatan Brasil
Di sisi lain, para ilmuwan yang mengikuti perkembangan vaksin COVID-19 yang tengah berjalan di dunia mengatakan mereka mengharapkan vaksin buatan Sinovac bisa menunjukkan kemanjuran yang sebanding dengan vaksin COVID-19 lainnya, yang telah terbukti 95 persen manjur dalam uji coba.
"Setiap orang mengharapkan tingkat kemanjuran di atas 90 persen," kata Domingos Alves, seorang profesor di Sekolah Kedokteran Ribeirão Preto di São Paulo yang mengkhususkan diri dalam menganalisis data kesehatan, seperti dikutip dari The Wall Street Journal.
Namun, laporan tingkat kemanjuran Sinovac di atas ambang batas 50 persen dibantah oleh Butantan Institute, sebuah institut kesehatan masyarakat di Brasil yang menangani uji coba vaksin COVID-19 Sinovac Biotech China.
Lembaga ini mengatakan setiap laporan tentang kemanjuran vaksinasi sebelum pengumuman resmi yang akan disampaikan pada 23 Desember hanyalah "spekulasi belaka."
Kantor berita Reuters mengatakan pernyataan dari Institut Butantan Brasil, pusat penelitian yang dijalankan oleh pemerintah negara bagian São Paulo, dikeluarkan menyusul laporan The Wall Street Journal yang menyebutkan tingkat kemanjuran vaksin yang disebut CoronaVac lebih tinggi dari 50 persen, dengan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
(Supplied: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.)
Institut Butantan Brasil baru akan mengumumkan secara resmi tingkat kemanjuran vaksin CoronaVac pada hari Rabu besok (23/12).
Brasil adalah negara pertama yang menyelesaikan uji coba Tahap Ketiga vaksin CoronaVac perusahaan China, yang juga sedang diuji di Indonesia dan Turki.
Dengan sebagian besar COVID-19 terkendali di China, pengembang vaksin di negara tersebut harus melakukan uji klinis di luar negeri.
Indonesia masih menunggu laporan uji klinis Sinovac
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 siap suntik buatan Sinovac tiba di Indonesia pada 6 Desember lalu.
Hingga saat ini vaksin tersebut masih menunggu izin edar darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang terhalang interim result (laporan hasil sementara) uji klinis Sinovac yang belum dipublikasikan.
"Sampai saat ini belum ada pengumuman tingkat efikasi vaksin Sinovac baik dari pihak produsen maupun badan pengawas obat di negara tempat dilakukannya uji klinik," tutur Juru bicara Vaksinasi COVID-19 dari BPOM, Lucia Rizka Andalusia (21/12).
"Badan POM, bersama Komite Nasional Penilai Obat dan para ahli akan memastikan dan mengawal aspek keamanan, khasiat serta mutu dari vaksin COVID-19 yang akan digunakan untuk program vaksinasi sesuai standar yang ditetapkan oleh WHO," tambahnya.
Meski demikian, Presiden Joko Widodo dalam keterangan persnya (06/12) mengatakan bahwa pada bulan Desember ini juga rencananya akan tiba 15 juta dosis vaksin bahan baku curahdari Sinovac.
Selain itu, Pemerintah Indonesia mengusahakan 1,8 juta dosis vaksin siap suntik dan 30 juta dosis bahan baku curah pembuatan vaksin COVID-19 untuk diterima Indonesia pada Januari 2021.
Sebelumnya Presiden Jokowi mengatakan jika ia akan menjadi yang pertama disuntik vaksin, untuk meyakinkan warga dengan keamanan vaksin yang rencananya akan diberikan secara gratis.
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa