Selasa 22 Dec 2020 11:00 WIB

Kemenag Dorong Dosen Perguruan Tinggi Islam Bergelar Doktor

Pemerintah berupaya mencetak ribuan doktor melalui Program 5.000 Doktor

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Pemerintah berupaya mencetak ribuan doktor melalui Program 5.000 Doktor. Logo Kemenag
Pemerintah berupaya mencetak ribuan doktor melalui Program 5.000 Doktor. Logo Kemenag

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Kementerian Agama (Kemenag) terus menggencarkan sosialisasi Program Beasiswa 5.000 Doktor untuk dosen tetap Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Melalui program ini, Kemenag berharap semua dosen di PTKI se-Indonesia nantinya bergelar doktor. 

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag, Prof Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan program beasiswa 5.000 doktor ini adalah serangkaian aktivitas yang telah berjalan lima tahun dan diharapkan dapat mengakselerasi pembangunan SDM unggul. 

Baca Juga

Menurut dia, proses peningkatan SDM ini dilakukan melalui jalur peningkatan pendidikan formal, di mana para dosen dikirim ke berbagai perguruan tinggi yang memadai untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dosen.  

“Kita berikhtiar mudah-mudahan semua dosen PTKI kedepannya doktor karena saat ini baru tercapai 13,7 persen atau 5.435 doktor dan 32.889 dosen masih tahap magister,” ujarnya dalam acara media gathering di Jakarta, Senin (21/12).  

Ali Ramdhani meyakini bahwa pembangunan SDM bukan segalanya, tetapi tanpa pembangunan SDM maka tidak ada apa-apanya, bahkan tidak substansial dan esensial. Karena itu, program beasiswa 5.000 doktor ini merupakan salah satu upaya Kemenag untuk meningkatkan SDM.  

Dia mengatakan, pendidikan akan berjalan efektif apabila diikhtiarkan bersama untuk mencapai visi Indonesia emas, yaitu pembangunan manusia, ilmu pengetahuan- teknologi (Iptek), dan kebutuhan peningkatan kualitas PTKI untuk menjadi epicentrum Indonesia di mata dunia.

“Maka dibutuhkan sebuah formula strategis bagi operasionalisasi dan penataan kebijakan, kita punya slogan good teacher, good education," ucapnya. 

Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag, Prof Suyitno menjelaskan, pada 2020 merupakan tahun akreditasi nasional. Karena itu, menurut dia, akreditasi mau tidak mau menjadi program utama para rektor PTKI dan Kemenag sangat berkepentingan melakukan penguatan SDM. 

“Diharapkan nanti PTKI se-Indonesia 2030 ke atas sudah masuk daya saing internasional dan beberapa perguruan tinggi kita diakui sebagai destinasi dunia atau world class university (WCU),” kata Prof Suyitno. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement