Selasa 22 Dec 2020 11:31 WIB

Dinkes Ungkap Kronologi Klaster Covid-19 di Panti Lansia

Tercatat 61 lansia di Panti Sosial Budi Mulia Cengkareng positif Covid-19

Lansia sedang menunggu akan dijenguk di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) (ilustrasi). 66 dari 376 orang warga Panti Werdha Budi Mulia Cengkareng terdeteksi positif COVID-19 dari pemeriksaan tes usap PCR (polymerase chain reaction)
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Lansia sedang menunggu akan dijenguk di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) (ilustrasi). 66 dari 376 orang warga Panti Werdha Budi Mulia Cengkareng terdeteksi positif COVID-19 dari pemeriksaan tes usap PCR (polymerase chain reaction)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Kristi Wathini menjabarkan kronologi klaster COVID-19 lanjut usia (lansia) dan pegawai Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia, Cengkareng, Jakarta Barat.

"Puskesmas setempat mendapat laporan tiga lansia penghuni panti ditemukan reaktif COVID-19," ujar Kristi di Jakarta, Selasa. Selanjutnya, dilakukan tes usap pada ketiganya, dengan hasil dua orang lansia positif terpapar virus tersebut.

"Petugas kesehatan kemudian menelusuri kontak dan melakukan tes usap pada 376 penghuni dan pegawai panti," kata Kristi. Ia menyebut, saat penelusuran, belum diketahui apakah para lansia dan pegawai yang terpapar mengalami gejala terpapar COVID-19.

Hasilnya, 66 dari 376 orang terdeteksi positif COVID-19 dari pemeriksaan tes usap PCR (polymerase chain reaction). Mereka terdiri dari 61 lanjut usia penghuni panti sosial dan lima pegawai panti tersebut. "Malam tanggal 21 Desember, 66 orang dilakukan rujukan ke RSKD (Rumah Sakit Khusus Daerah) Duren Sawit," ujar dia.

Para lansia dan pegawai yang terpapar virus tersebut diangkut menggunakan Bus Sekolah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta oleh petugas ber-APD (aat pelindung diri) lengkap.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement