Selasa 22 Dec 2020 11:34 WIB

5.432 Hektare Sawah di Jatim Terdampak Banjir

Lahan yang terdampak banjir berlokasi di 17 kabupaten/kota Jatim.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi Sawah terendam banjir] Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur (Jatim) Hadi Sulistyo mencatat, ada seluas 5.432 hektar lahan persawahan di 17 kabupaten/kota di Jatim yang terdampak banjir.
Foto: Antara/Seno
[Ilustrasi Sawah terendam banjir] Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur (Jatim) Hadi Sulistyo mencatat, ada seluas 5.432 hektar lahan persawahan di 17 kabupaten/kota di Jatim yang terdampak banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur (Jatim) Hadi Sulistyo mencatat, ada seluas 5.432 hektar lahan persawahan di 17 kabupaten/kota di Jatim yang terdampak banjir. Namun, kata Hadi, lahan persawahan yang terdampak tersebut hanya 1,11 persen dari total luas lahan persawahan di Jawa Timur.

Hadi menyatakan, lahan persawahan tersebut terdampak banjir karena adanya peningkatan curah hujan yang terjadi sejak Oktober 2020. Hadi mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima, kondisi padi yang ditanam di areal tersebut tidak mengalami kerusakan. Maka dari itu, hasil panen padi di Jatim pun diakuinya masih stabil.

Baca Juga

"Dari 1,1 persen sawah yang terendam banjir, tanaman padi kondisinya tidak rusak dan masih bisa diselamatkan," ujarnya, Selasa (22/12). 

Hadi mengungkapkan, selain area persawahan,  lahan lain yang terdampak banjir yakni 97 hektar kebun jagung, 2 hektar ladang semangka, 16 hektar ladang cabai, dan 0,25 hektar lahan tanaman bawang merah. Hadi mengaku, pihaknya telah mengambil langkah antisipatif guna menghindari lahan yang terdampak lebih luas.

"Kami melakukan langkah antisipatif adanya banjir susulan dengan cara perbaikan tanggul serta pemantauan kondisi tanaman secara intensif," ujar Hadi.

Hadi menambahkan, banjir hingga pandemi Covid-19 tidak terlalu mempengaruhi hasil panen di Jatim. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim pada Oktober 2020, Jatim menempati peringkat pertama sebagai produsen padi terbesar di Indonesia sepanjang 2020. 

Produksi padi Jatim meningkat 0,44 juta ton dari 9,58 juta ton pada tahun 2019 menjadi 10,02 juta ton di tahun 2020. Tidak hanya itu, surplus produksi beras Jatim pun meningkat di tahun 2020 ini. Dari yang sebelumnya hanya sebesar 1,28 juta ton pada tahun 2019, menjadi 1,50 juta ton di tahun 2020. 

Kabupaten dengan produksi padi tertinggi di Jatim adalah Lamongan yakni 0,87 juta ton. Disusul peringkat kedua Ngawi dengan 0,83 juta ton, dan ketiga Bojonegoro 0,74 juta ton. Namun jika dilihat dari jumlah kenaikan dibanding tahun 2019, maka kenaikan tertinggi produksi padi di Jatim terjadi di Kabupaten Ponorogo yakni sebesar 74.610 ton, Ngawi 52.280 ton, dan Bojonegoro 45.320 ton. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement