Selasa 22 Dec 2020 14:36 WIB

Biden Diminta Ubah UU yang Larang Kerja Sama dengan China

Kerja sama ilmiah disebut akan menjadi titik awal yang baik

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Organisasi non-profit bidang luar angkasa, Secure World Foundation (SWF), merilis rekomendasi pada pemerintahan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Mereka mengatakan prioritas utama Biden adalah mengubah amandemen anggota House of Representative Frank Wolf amandemen undang-undang NASA tahun 2011.

Wolf yang sudah pensiun sejak 2015 memasukkan larangan kerja sama dengan China dalam amandemen undang-undang tersebut. Dalam amandemen itu, Wolf juga mencantumkan larangan pada Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih menyalurkan dana dalam kerja sama dengan China.

Baca Juga

Belum ada tokoh di Kongres yang memperjuangkan kerja sama dengan China dalam bidang luar angkasa. Karena itu para pakar sepakat komitmen tersebut harus datang dari pemimpin-pemimpin eksekutif. Bungkamnya pemerintahan Biden dalam kebijakan luar angkasa sejauh ini membuat banyak pihak tidak yakin perubahan amandemen Wolf menjadi prioritas Biden.

"Sejujurnya, saya pikir tidak banyak hal kontroversial yang dapat mereka lakukan di luar angkasa, mungkin hal itu yang membuat mereka terlibat di dalamnya," kata direktur Secure World Foundation, Victoria Samson pada Politico, Senin (21/12).

"Perlu mengeluarkan banyak modal politik untuk sesuatu yang mudah dikritik," tambahnya.

Pengamat yang lain berharap reputasi Biden sebagai pembuat kesepakatan yang baik dan diplomat andal dapat membuka pintu kerja sama AS-China yang lebih luas di bidang luar angkasa. Professor Fordham University Asif Siddiqi memprediksi di bawah pemerintah Biden pintu tersebut akan 'lambat dibuka'.

Namun ia juga hati-hati untuk menyatakan hal itu tergantung apakah politisi anti-China di Kongres mulai melembut dan apakah China bersedia untuk melakukan kerja sama. Pendukung kerja sama AS-China di bidang luar angkasa mengatakan kerja sama ilmiah akan menjadi titik awal yang baik.

Sebab tidak ada teknologi yang dipertukarkan dan kedua negara juga sama-sama mendapatkan manfaat dari penemuan yang dihasilkan. "Yang paling berhasil ketika kami fokus pada ilmu pengetahuan di mana properti intelektual tidak terlalu jadi masalah," kata anggota Komite Peninjauan Rencana Pengiriman Manusia ke Luar Angkasa AS tahun 2009, Leroy Chiao.

Pendukung kerja hsama lainnya mengatakan AS harus bermitra dengan China di topik-topik penting bagi kesuksesan kedua negara. Seperti berbagi data pelacakan objek di orbit bumi untuk menghindari tabrakan atau untuk meramalkan cuaca buruk yang dapat mengintervensi elektronik di bumi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement