REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus berusaha meningkatkan kualitas pembangunan ketenagakerjaan (naker) di Indonesia. Hal ini dikarenakan beberapa fakta dan data yang mengungkapkan kualitas dari produktivitas tenaga kerja (naker) Indonesia ternyata masih cukup rendah, bahkan lebih rendah dari Vietnam dan beberapa negara berpenghasilan menengah ke bawah.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, produktivitas tenaga kerja Indonesia selama ini secara kualitas masih di bawah banyak negara berpenghasilan rendah. Produktivitas tenaga kerja yang rendah ini bisa menjadi persoalan, bila ingin bersaing dengan negara lain.
"Kalau produktivitas, pahit memang ngomong begini, data menunjukkan produktivitas tenaga kerja Indonesia masih tertinggal. Data ILO, tingkat pertumbuhan output pekerja kita masih rendah, bahkan dibawah rata-rata negara berpendptan menengah ke bawah, seperti negara pesaing, Vietnam," kata Menaker Ida, dalam acara penghargaan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan 2020, Selasa (22/12).
Dia juga mengungkapkan, ada survei yang dilakukan ke pelaku usaha Indonesia, menunjukkan mayoritas responden mengatakan upah minimum yang ditetapkan di Indonesia tidak sepadan dengan produktivitas yang dihasilkan oleh pekerja. Semua data ini, menunjukkan besarnya tantangan bagi investasi dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia.