Selasa 22 Dec 2020 16:42 WIB

Covid-19 Tinggi, PM Suga: Jepang tak Perlu Darurat Nasional

Jepang mencatat rekor jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RS

Red: Nur Aini
 Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga
Foto: EPA-EFE/DITA ALANGKARA
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Yoshihide Suga menegaskan bahwa Jepang tidak perlu memasuki keadaan darurat nasional. Hal itu dinyatakan ketika kelompok kesehatan menyatakan keadaan darurat mereka sendiri untuk sistem medis karena tingkat infeksi virus corona terus meningkat.

Suga mengatakan pada Senin malam (21/12) bahwa kepala panel ahli pemerintah tentang pandemi virus corona telah mengatakan kepadanya "kami belum sampai di sana" sehubungan dengan menyerukan keadaan darurat. Suga menanggapi saat wawancara di televisi nasional.

Baca Juga

Suga telah berjuang dengan jatuhnya peringkat persetujuan, dengan jajak pendapat yang menunjukkan ketidaksetujuan publik tentang bagaimana dia menangani pandemi.

“Kami perlu menunjukkan hasil penanggulangan virus corona kami. Saya akan memelopori upaya dengan pola pikir untuk melakukan segala sesuatu yang harus dilakukan,” kata Suga.

Jepang telah melihat peningkatan tingkat infeksi baru dalam beberapa pekan terakhir, dengan rekor 2.154 orang dirawat di rumah sakit pada Senin, menurut penyiar nasional NHK. Ikatan dokter, perawat dan tujuh kelompok medis nasional lainnya di Jepang menyatakan status darurat medis pada Senin (21/12), mendesak pemerintah agar mendukung sistem medis negara yang merintih akibat pandemi virus corona.

"Penyebaran infeksi virus corona tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Apabila dibiarkan, maka orang-orang di Jepang tidak akan mendapatkan perawatan medis reguler, terlebih untuk perawatan Covid-19," bunyi pernyataan bersama.

Sembilan kelompok, yang juga mencakup ikatan dokter gigi dan apoteker, meminta pemerintah agar memberikan bantuan yang tepat bagi para pekerja medis lini terdepan. Mereka juga meminta masyarakat agar menerapkan langkah pencegahan Covid-19 secara menyeluruh.

Meski tidak jauh dari tingkat keparahan yang terlihat di Amerika Serikat dan Eropa, infeksi Covid-19 di Jepang meningkat drastis ke rekor tertinggi pada Desember ini. Kondisi itu menimbulkan kekhawatiran bahwa fasilitas medis mungkin kewalahan ketika mereka biasanya kekurangan staf di musim liburan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement