REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, lonjakan jumlah kasus aktif berdampak pada peningkatan jumlah kamar rawat yang digunakan untuk pasien Covid-19 di rumah sakit. Bahkan, Satgas menyebut kondisi keterisian kamar di rumah sakit di sejumlah daerah saat ini telah mencapai 80 persen.
“Hal ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah daerah dan masyarakat,” ujar Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (22/12).
Untuk menangani kondisi ini, Wiku meminta pemerintah daerah agar segera melakukan koordinasi dengan Satgas Pusat dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Jika kapasitas rumah sakit terus mengalami peningkatan maka pemerintah daerah dapat mengambil langkah-langkah strategis seperti pendirian rumah sakit darurat.
Ia menyampaikan, peningkatan kasus aktif di Indonesia kini terus menunjukan tren yang memburuk. Dalam satu bulan yakni dari November-Desember, angkanya telah menembus lebih dari 100 ribu.
Padahal berkaca pada pengalaman sebelumnya, kenaikan kasus aktif dari 10 ribu menjadi 30 ribu kasus membutuhkan waktu selama tiga bulan. “Selanjutnya hanya dibutuhkan waktu dua bulan untuk mencapai 60 ribu kasus dari yang sebelumnya 30 ribu,” jelas dia.
Per 22 Desember, kasus aktif tercatat telah menembus angka 105.146 atau sebesar 15,5 persen. Wiku pun sangat mengkhawatirkan peningkatan kasus aktif ini meskipun jumlahnya masih lebih rendah dari kasus aktif dunia yang mencapai 27,55 persen. Lonjakan kasus aktif ini, kata dia, menjadi alarm bagi semua pihak baik pemerintah daerah maupun masyarakat.
Wiku juga meminta masyarakat agar terus disiplin menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Selain kasus aktif, Satgas juga menyampaikan penambahan jumlah kasus meninggal yang telah mencapai 20.257 orang atau sebesar 2,9 persen dan jumlah kasus sembuh mencapai 552.722 orang atau 81,5 persen.