REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi belum berniat menyediakan rapid antigen gratis bagi warga. Rapid antigen baru-baru ini digunakan sebagai alat tes cepat sebagai syarat bagi masyarakat yang ingin bepergian wisata ke Jakarta dan Bali.
"Kita lagi pikirkan (untuk sediakan rapid antigen) pada saat diundang sama Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi) untuk mengantisipasi Nataru," kata Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, di Stadion Candrabhaga, Kota Bekasi, Selasa (22/12).
Namun, kata dia, saat ini, Pemkot Bekasi masih memiliki alat tes yang lebih akurat yakni tes usap atau swab polymerase chain reaction (PCR) sebagai acuan. "Kita kan ada yang lebih cepat lagi juga, swab kita kan juga lebih cepat, dua sampai tiga jam selesai," jelasnya.
Pepen mengatakan, sejauh ini pihaknya menyediakan fasilitas rapid dan swab tes secara gratis bagi warganya. Dia menyebut, anggaran penyediaan fasilitas rapid dan swab gratis berasal dari APBD melalui anggaran biaya tak terduga (BTT).
"Rapid dan tes swab dianggarkan dalam APBD dalam digit anggaran BTT," ujarnya.
"Kita sudah terapkan tes swab dan rapid gratis di mana-mana, di puskemas sudah terus lakukan lacak dan pencarian. (Warga) tinggal datang saja," tambahnya.
Sebagai informasi, per Maret hingga 16 Desember 2020, jumlah sampel tes swab PCR yang sudah diambil oleh Pemerintah Kota Bekasi telah mencapai 99.962 sampel. Jumlah ini termasuk untuk pengulangan pasien positif.
Setiap pekan, pemkot mengambil sampel lebih dari satu persen dari total jumlah penduduk. Dengan jumlah PCR-kit yang terpakai itu, hasilnya ada 19.261 sampel yang positif.