REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di pengujung tahun 2020, Grant Thornton kembali mengeluarkan laporan tahunan Grant Thornton International Business Report (IBR) untuk menggambarkan persepsi pelaku bisnis global terhadap perkembangan bisnis dan ekonomi dalam 12 bulan ke depan.
Seperti diketahui tahun 2020 menjadi tantangan besar bagi keberlangsungan ekonomi global, termasuk Indonesia. Pandemi virus Covid-19 yang berdampak sangat dahsyat di seluruh sektor usaha membuat perekonomian Indonesia melambat.
Ekonomi Indonesia pun secara resmi memasuki fase resesi setelah mengalami minus dalam dua kuartal berturut-turut yaitu minus 5.32% pada kuartal II dan minus 3.49% pada kuartal III di tahun 2020 seperti dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan ekonomi tahun depan sendiri, menurut para ahli ekonomi, akan sangat bergantung pada pengadaan dan efektivitas vaksin Covid-19 yang akan masuk ke Indonesia.
Namun memasuki tahun 2021, pelaku bisnis Indonesia memandang optimistis 12 bulan ke depan bahwa ekonomi akan semakin membaik. Hal ini diyakini oleh 79% responden, angka tersebut naik signifikan dari level 56% pada survei IBR di pertengahan tahun 2020, angka ini cukup menggembirakan karena menempatkan pelaku bisnis Indonesia di peringkat kedua dunia setelah Cina terkait optimisme pelaku bisnis secara global.
Grant Thornton International Business Report (IBR) juga menyebutkan 56% pelaku bisnis di Indonesia memprediksi pendapatan perusahaan mereka akan naik pada tahun 2021 dan 50% pelaku bisnis lainnya meyakini kegiatan ekspor perusahaan akan tumbuh positif di tahun depan sehingga mendukung tingginya optimisme bisnis mereka di tahun depan.
CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani memberikan pandangan bahwa 2020 ini merupakan tahun yang berat bagi hampir seluruh sektor ekonomi. Untuk ke depan, pihaknha melihat pertumbuhan ekonomi akan sangat ditentukan dengan pengendalian pandemi dan efektivitas dari vaksinasi.
"Salah satu kunci lain pemulihan ekonomi adalah menumbuhkan daya beli masyarakat dengan memastikan kelancaran percepatan penyerapan anggaran bantuan sosial dan berbagai stimulus ekonomi untuk mendorong daya beli,” kata dia di Jakarta, Selasa (22/12).
Laporan IBR tahun ini juga memaparkan pandangan pelaku bisnis Indonesia atas pandemi global Covid-19. Hasil survei menyebutkan 77% dari pelaku bisnis Indonesia merasa puas dengan hasil kerja pemerintah Indonesia dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Sebanyak 40% dari pelaku bisnis juga berpendapat bahwa kebijakan yang diambil pemerintah cukup seimbang antara penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan perekonomian nasional.
Terkait “New Normal” di tahun 2021, sebanyak 55% dari pelaku bisnis Indonesia meyakini keadaan akan kembali seperti halnya sebelum terjadi pandemi dimana orang-orang akan kembali bekerja di kantor, meskipun 32% pelaku bisnis lainnya juga berpendapat akan lebih banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan Working from Home (WFH) untuk pekerja mereka setelah hampir setahun ini melihat efektivitas dari kebijakan tersebut.
Johanna memaparkan, pelaku bisnis Indonesia juga berpendapat tantangan terbesar dalam mengatasi pandemi Covid-19 secara nasional adalah terkait perilaku masyarakat yang belum disiplin dalam mengikuti berbagai protokol kesehatan serta kebijakan yang diambil Pemerintah
"Tantangan tersebut diikuti dengan kepentingan-kepentingan politis yang dirasa masih berperan dominan atas kebijakan maupun regulasi yang diterapkan," kata dia.