REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lebih dari 2.800 pengemudi truk tertahan di pelabuhan Inggris. Mereka berharap mendapatkan izin untuk meninggalkan Inggris pada Selasa (22/12).
Negara itu semakin terisolasi. Perdagangannya macet, terputus oleh tetangga yang takut dengan versi baru dari virus corona yang beredar.
Lebih dari 630 truk meliuk-liuk di sepanjang jalan raya utama di tenggara Inggris dekat pelabuhan Selat Inggris. Sementara hampir 2.200 lainnya berdesakan di bandara yang tidak sudah tertahan selama dua hari.
"Keluarga saya menunggu saya, anak-anak saya, putri saya, putra saya, istri saya,” kata Greg Mazurek dari Polandia yang tertahan dan ingin segera menghabiskan Natal bersama keluarga.
Pengecer Inggris menjadi semakin khawatir tentang nasib tertahannya truk pengangkut barang di pelabuhan. Sebanyak 10.000 truk melewati Dover setiap hari, terhitung sekitar 20 persen dari perdagangan barang di negara itu.
Kondisi ini terjadi akibat berbagai negara melarang penerbangan dari Inggris dan Prancis, serta melarang masuk truk ke bandara tersebut. Bagi para pengemudi, ini adalah beberapa hari yang suram. Mereka mengeluh tentang kurangnya fasilitas toilet dan makanan.
“Seharusnya perjalanannya sangat cepat, maksimal tiga sampai empat hari. Saya menghabiskan 10 menit di Inggris di pom bensin dan 20 menit bongkar muat, dan sekarang saya harus menunggu dua hari di sini di pelabuhan di Dover," ujar Mazurek.
Pengemudi mengharapkan cobaan ini mungkin berakhir dalam beberapa jam. Prospek tampaknya membaik pada Selasa, ketika badan eksekutif Uni Eropa (UE) merekomendasikan pencabutan larangan.