Rabu 23 Dec 2020 07:01 WIB

Pedagang di Tangerang tak Berjualan Terompet

Pedagang mengaku tidak masalah jika tidak menjualnya karena memang permintaan menurun

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Pedagang menyelesaikan pembuatan terompet
Foto: Thoudy Badai_Republika
Pedagang menyelesaikan pembuatan terompet

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Beberapa hari menjelang Tahun Baru 2021, belum ada pemandangan keriuhan penjualan terompet yang terlihat di kawasan Pasar Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (22/12). Suasana menyambut tahun baru hanya tampak dari adanya sejumlah kembang api dan petasan yang dijajakan oleh segelintir pedagang.

Pengamatan Republika di kawasan Pasar Serpong, terlihat tidak ada satupun pedagang yang menjual terompet, padahal tempat itu merupakan salah satu lokasi berjualan terompet yang cukup ramai pada tiap menjelang pergantian tahun. Hanya ada sekitar tiga pedagang yang tampak menjajakan pernak pernik jelang tahun baru berupa kembang api dan petasan.

Dela (26 tahun), salah satu penjual kembang api yang biasanya juga menjajakan terompet di tiap pergantian tahun mengungkapkan, belum ada permintaan terompet dari para calon pembeli. Oleh karena itu, dia mengaku belum menjual terompet hingga saat ini.

“Sejauh ini belum ada permintaan. Kalau sudah banyak permintaan baru kita jual,” ujar Dela saat ditemui Republika di kawasan Pasar Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (22/12).

Dela bercerita, biasanya dia menyetok terompet pada H-4 atau H-3 sebelum malam pergantian tahun baru. Namun, dia mengaku tidak benar-benar yakin nantinya akan berjualan terompet. Pasalnya, menurut analisisnya, penjualan terompet kali ini akan rendah mengingat lesunya daya beli masyarakat di tengah kondisi pandemi Covid-19.

“Sebenarnya dalam beberapa tahun belakangan (penjualan terompet) juga turun drastis sih. Mungkin karena ekonomi lagi susah, jadi orang berhemat. Apalagi semenjak corona ini, pasti turun banget,” paparnya.

Ketika disinggung ada kemungkinan larangan penjualan terompet karena benda tersebut berpotensi menjadi media penularan Covid-19, Dela pun mengaku tidak masalah jika tidak menjualnya karena memang permintaan masyarakat juga tidak menggeliat. Dia juga berasumsi para pedagang lainnya yang biasa menjual terompet jelang tahun baru sepemikiran dengannya.

Sebelumnya diketahui, sejumlah pemimpin daerah telah melarang penjualan terompet karena benda itu dinilai menjadi alat penyebaran Covid-19. Beberapa di antaranya di daerah Surabaya, Malang, dan Jambi. Di Tangerang Selatan sendiri belum ada informasi resmi dari pemerintah daerah untuk memutuskan melarang penjualan terompet.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement