REPUBLIKA.CO.ID,AYODHYA -- Sebuah desain baru diresmikan untuk sebuah masjid di kota Ayodhya di India utara, hal ini sebagai bagian dari penyelesaian kasus Masjid Babri yang kontroversial.
Sekretaris Indo-Islamic Cultural Foundation, Athar Hussain mengatakan, mereka berencana untuk meletakkan pondasi batu masjid awal tahun depan.
"Bergantung pada persetujuan yang diperlukan, batu pondasi akan diletakkan pada 26 Januari atau 15 Agustus. Kedua hari ini sangat penting bagi setiap orang India, itulah mengapa kami memilih dua tanggal ini," kata dia dilansir dari laman Anadolu Agency pada Rabu (23/12).
"Desain masjid dan rumah sakit sudah disiapkan. Desainnya menggemakan Arsitektur modern masjid di seluruh dunia," lanjut dia.
Adapun 26 Januari dirayakan sebagai Hari Republik di India, hari ketika India mengadopsi Konstitusi. Sementara15 Agustus menandai Hari Kemerdekaan negara itu.
Sebelumnya Masjid Babri dirobohkan oleh kelompok Hindu garis keras pada 1992. Masjid abad ke-16 di negara bagian Uttar Pradesh telah mengguncang struktur komunal India selama beberapa dekade.
Para fundamentalis Hindu mengklaim bahwa situs tersebut merupakan tempat kelahiran salah satu dewa mereka, Dewa Ram dan November lalu, Mahkamah Agung India, memutuskan bahwa sebuah kuil dapat dibangun di situs tersebut.
Pengadilan juga memerintahkan peruntukan tanah seluas lima hektar kepada Badan Wakaf Sunni Pusat yang dikuasai pemerintah untuk membangun masjid baru. Selanjutnya pengurus mengumumkan pembentukan Indo-Islamic Cultural Foundation untuk melaksanakan pembangunan tersebut.
Hussain mengatakan, bersama dengan masjid, dapur umum, museum, dan rumah sakit akan dibangun untuk menyediakan fasilitas canggih, yang dibutuhkan di daerah sekitar dan penduduk.
"Perkiraan rumah sakit multispesialis itu sekitar 14 juta dolar. Sekitar 2.000 orang akan dapat shalat pada saat yang sama," ucap Hussain.
Di samping itu, Perdana Menteri India, Narendra Modi pada 5 Agustus meletakkan batu pondasi untuk sebuah kuil megah di situs tersebut. Pada September, pengadilan khusus membebaskan semua dari 32 terdakwa yang masih hidup dalam kasus tersebut, dengan mengatakan pembongkaran tidak direncanakan sebelumnya.
Melalui pembangunan masjid baru, tidak semua muslim setuju akan hal tersebut. Beberapa pemimpin Muslim di India mengatakan keputusan tersebut tidak dapat diterima oleh masyarakat.
"Amanah tersebut telah dibentuk oleh pengurus Wakaf Sunni. Komunitas Muslim telah menolak proposal tersebut dan sekarang jika pemerintah ingin membangun masjid, sekolah, rumah sakit, itu benar-benar pandangan mereka," kata presiden Dewan Politik Muslim India, Tasleem Rehmani.
"Ini tidak ada hubungannya dengan masyarakat karena sudah ditolak. Tuntutan kami adalah bahwa masjid harus dibangun di tempat yang sama (di mana sebelumnya)", lanjutnya.
Dia mengatakan Muslim telah menolak masjid apa pun yang muncul sebagai kompensasi dari pembongkaran Masjid Babri.