Rabu 23 Dec 2020 10:54 WIB

Sekum PP Muhammadiyah Tolak Jadi Wamen Kabinet Jokowi

Sekum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti putuskan untuk tidak bergabung dalam kabinet

Rep: Zainur mahsir Ramadhan/ Red: Esthi Maharani
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, memutuskan mundur dari tawaran posisi Wakil Menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Foto: Twitter
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, memutuskan mundur dari tawaran posisi Wakil Menteri di Kabinet Indonesia Maju.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, memutuskan mundur dari tawaran posisi Wakil Menteri di Kabinet Indonesia Maju. Menurutnya, keputusan itu muncul setelah melalui berbagai pertimbangan.

"Saya putuskan untuk tidak bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju di jabatan wakil menteri," ujarnya di akun Twitternya, setelah meminta izin, Rabu (23/12).

Ia mengaku, alasan mundur dari Kabinet yang sudah mencantumkan namanya itu adalah rasa ketidakmampuan pribadi. Ia merasa tanggung jawab yang diemban sangatlah berat.

"Saya bukanlah figur yang tepat untuk amanah tersebut,’’ tuturnya.

Mu’ti mengaku, awalnya memang sempat dihubungi oleh Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Dalam komunikasi itu, ia menyatakan bersedia bergabung di Kabinet Indonesia Maju jika diberi amanah.

Namun, lanjutnya, setelah mengukur kemampuan diri pribadi, ia berubah pikiran. "Semoga ini adalah pilihan yang terbaik," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement