REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Rencana melakukan uji cepat (rapid test) antigen secara acak di destinasi wisata di Kabupaten Pangandaran masih belum bisa dilakukan. Alasannya, logistik untuk melakukan pengetesan itu masih belum tiba di daerah itu.
Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Pangandaran, Aang Saeful Rahmat mengatakan, rencana untuk melakukan rapid test secara acak di destinasi wisata masih belum bisa dilakukan pada Rabu (23/12). Sebab, logistik rapid test antigen yang dibutuhkan masih belum tersedia.
"Kita masih tunggu rapid test antigen dari provinsi. Karena logistiknya itu dari BNPB dan disalurkan melalui dinas kesehatan provinsi (Jawa Barat)," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu.
Kendati demikian, pihaknya sudah menyiapkan rencana cadangan jika logistik rapid test antigen belum juga datang dari provinsi. Rencana cadangan itu adalah melakukan pengetesan secara acak kepada wisatawan dengan menggunakan rapid test antibodi.
Aang mengatakan, pihaknya masih akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat untuk menerapkan rencana cadangan itu. Sebab, logistik rapid test antibodi di Pangandaran masih tersedia cukup banyak.
"Diharapkan secepatnya. Mudah-mudahan besok bisa berjalan," kata dia.
Ia menambahkan, dalam pengetesan secara acak kepada wisatawan itu, diharapkan dalam satu hari ada 300 sampel yang dapat diperiksa. Ketika ada wisatawan atau pelaku usaha yang hasilnya reaktif, pihaknya akan menindaklanjuti dengan uji usap (swab test).
"Kita harapkan kerja samanya lintas sektor. Karena dalam pelaksanaannya tak bisa dinas kesehatan sendiri," kata dia.
Sebelumnya, Bupati Pangandaran telah menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Penerapan Protokol Kesehatan saat Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tertanggal 20 Desember. Dalam SE itu, disebutkan wisatawan yang datang harus selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes). Kendati demikian, wisatawan yang akan berkunjung ke Pangandaran tak diwajibkan untuk membawa bukti rapid test, hanya sekadar dianjurkan.
Sementara itu, dinas kesehatan akan melakukan pemeriksaan rapid test secara acak kepada wisatawan, pelaku usaha, dan masyarakat. Rencananya, pemeriksaan itu dilakukan di sejumlah destinasi wisata secara gratis.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, Untung Saeful Rachman mengatakan, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi (rakor) terkait kesiapan menyambut wisatawan saat libur Nataru. Dari hasil rakor itu, diputuskan bahwa wisatawan yang ingin datang ke Pangandaran tak wajib menunjukkan bukti rapid test.
"Kita juga menganjurkan agar wisatawan yang datang membawa surat hasil rapid test," kata dia, Senin (21/12).
Ia menilai, pihaknya sengaja tak mewajibkan para wisatawan yang datang melakukan rapid test. Sebab, kewajiban itu akan sulit dipantau. Sebab, akan ada saja wisatawan yang tetap mencari celah dapat masuk Pangandaran tanpa menunjukkan bukti rapid test.
Kendati demikian, untuk memastikan tak muncul kasus Covid-19 dari kegiatan wisata, Pemkab Pangandaran akan melakukan pengetesan secara acak di sejumlah destinasi wisata. Menurut dia, Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran akan mengambil sampel rapid test atau uji usap (swab test) kepada wisatawan maupun pelaku usaha wisata selama libur Nataru. Hal itu dilakukan untuk mencegah timbulnya klaster penyebaran Covid-19 dari kegiatan pariwisata.
"Kalau diwajibkan pun pasti ada yang tak menggunakan. Karenanya kita pilih tes secara acak," kata Untung.