Rabu 23 Dec 2020 18:50 WIB

Gara-Gara Pesan Bahasa Arab, 2 Muslim AS Diusir dari Pesawat

Muslim di Amerika kerap menjadi korban diskriminasi maskapai penerbangan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Gara-Gara Pesan Bahasa Arab, 2 Muslim AS Diusir dari Pesawat. Alaska Airlines
Foto: Wikipedia
Gara-Gara Pesan Bahasa Arab, 2 Muslim AS Diusir dari Pesawat. Alaska Airlines

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua pria Muslim mengaku secara tidak adil menjadi target maskapai Alaska Airlines setelah mereka dikeluarkan dari pesawat lantaran mengirim pesan dalam bahasa Arab. Peristiwa itu terjadi pada Februari 2020.

Pada konferensi pers virtual pada Senin lalu (21/12) dua warga Amerika keturunan Sudan, Abobakkr dan Mohamed, mengatakan, hak-hak sipil mereka dilanggar ketika mereka dikeluarkan dari sebuah penerbangan domestik. "Ketika kami melakukan perjalanan hari itu, kami tidak diperlakukan seperti halnya orang lain. Itu membuat saya merasa kecil dan tidak setara," kata Abobakkr, dilansir di Huffpost, Rabu (23/12).

Baca Juga

Sebelumnya, pada 17 Februari 2020, Abobakkr dan Mohamed menaiki penerbangan Alaska Airlines dari Bandara Internasional Seattle-Tacoma ke San Francisco untuk perjalanan bisnis. Sambil menunggu di kursi kelas satu untuk lepas landas, Abobakkr bertukar beberapa pesan teks dalam bahasa Arab di ponselnya.

Menurut Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), seorang penumpang di dekatnya yang tidak bisa berbahasa Arab memperhatikan dan melaporkan pesan teks itu kepada pramugari sebagai sesuatu yang dianggap mencurigakan. Kedua orang itu kemudian diminta turun dari pesawat dan diinterogasi selama sekitar dua jam.

Abobakkr mengatakan, dia diarahkan untuk menyerahkan teleponnya dan para petugas kemudian memeriksa pesan teks yang dipermasalahkan serta konten lain di teleponnya, termasuk fotonya. Pesan teks itu diterjemahkan oleh perwakilan Alaska Airlines dan mereka ditanyai oleh petugas polisi Pelabuhan Seattle, TSA, dan FBI.

Meski SMS itu dianggap tidak berbahaya oleh polisi, penumpang yang tersisa juga terpaksa turun pesawat agar maskapai bisa melakukan pemeriksaan keamanan kargo dengan unit K9. Menurut siaran pers CAIR, mereka bahkan mengambil langkah tambahan dengan mengosongkan tangki toilet kelas satu hanya karena salah satu pria telah menggunakan kamar mandi saat menunggu penerbangan yang tertunda.

Pasangan Muslim itu mengatakan, mereka merasa sangat terhina dan tertekan ketika penumpang lain yang turun dari pesawat dibawa melewati para pria tersebut saat mereka diinterogasi. Bahkan, setelah penyelidikan menyimpulkan mereka tidak menimbulkan ancaman, kedua pria Muslim tersebut mengatakan perwakilan Alaska Airlines melarang mereka naik kembali ke penerbangan asli mereka.

Mereka kemudian memesan penerbangan terpisah sehingga terpaksa melewatkan acara mereka di San Francisco. Mohamed mengungkapkan, ia merasakan kemarahan dan penilaian yang ditujukan kepadanya dari penumpang lain.

"Itu adalah hari yang menyedihkan dari awal hingga akhir," kata Mohamed.

Mereka mengatakan, tidak berbicara tentang insiden tersebut pada saat itu karena mereka berharap Alaska Airlines akan menebus kesalahan. Di samping, mereka juga tidak ingin memperkeruh situasi setelah industri penerbangan mengalami kesulitan keuangan selama puncak pandemi virus corona.

Namun, dengan datangnya vaksin dan lebih banyak orang bepergian, para pria ini memutuskan mengumumkan kisah mereka kepada publik. Abobakkr dan Mohamed mengatakan, sulit membicarakan pengalaman mereka terbang dengan Alaska Airlines.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement